Mellow Attack

Hihihihi..

Gak pernah terbersit kalo pada akhirnya ada orang yang mau baca tulisan-tulisan gue yang gak berbobot ini. Gue hanya sebatas menulis apa yang gue mau dan gue pikirkan. gak lebih, gak kurang. Mood merangkai kata yang gue punya lebih sering bikin gue terdiam di satu titik dan gak berbuat apa-apa. Malas menuliskan apa yang gue rasa dan gue punya selama ini. So many story to tell, tapi tetep aja, so little time to share..

Hidup gue belakangan ini emang lagi melow-melownya. Bawaan dari orok kali. Atau jangan-jangan tanpa gue sadari, dalam perut nyokap gue, gue udah sering banget ngerasa melow. Murung, sedih, and terpaku sendiri. Hihihihi.. Lebay gila.
Tapi gak mengapa lah. Gue tetep mensyukuri apa yg gue punya. Rasa ini gak semua orang bisa punya. Terlebih lagi ketika orang itu udah mati rasa.

Sebenernya kalo disuruh memilih, gue gak mau terus-terusan melow gak jelas gini. Tapi apa mau dikata, terlalu banyak story yang bikin gue gak begitu menikmati hidup yang gue punya. Orang mungkin berpikir gue punya segalanya. Bisa mendapatkan segalanya. Tapi ternyata mereka salah. Luar gue gak selamanya mencerminkan isinya. Gue ternyata tetap manusia biasa yang bisa juga merasa sedih dan kecewa. Meski pada akhirnya berlebihan, gue tetep mengganggap itu semua proses hidup belaka. Karena gue yakin, semua ada masanya. Ada waktunya..

Kegembiraan yang gue punya gak selamanya bikin gue tertawa. Begitupun dengan kesedihan yang kadang mendera. Gak selamanya buat gue menitikkan air mata. I'm just try to be balance in everything. Meski mungkin orang lain melihat sebaliknya.

Yang gue sesalkan, kenapa saat gue melow gue justru bisa menumpahkan semuanya. Mengalirkan kisah dalam bentuk kata. Menelurkan cerita dalam bentuk yang lebih nyata dan bisa dicerna. Sudah kodratnya begitu kali yah. Sama halnya ketika kita mengadu kepada Yang Maha Kuasa. Jarang banget dari kita bercerita kepada-NYA di saat kita sedang happy-happynya. Pasti saat sedih aja. Saat kecewa melanda. Saat gundah menyapa.

Shit banget deh. Liat aja. Gue padahal niatnya mau nulis santai dan gak terkesan rapih and teratur, ini malah kaya prosa banget. Jadi terkesan sok puitis. Huuufff.. Knapa sih gak semengalir penulis-penulis edan yang ada di jagat kata Indonesia atau dunia? Atau memang pola otak gue udah ter-mindset buat nulis model kaya gini. Hahahaha.. Gak ngerti lah. Intinya gue cuma pengen nulis aja. Mumpung otak gue mau berpikir sejenak, and jari-jari gue mau diajak kerjasama sesaat.

Seperti menulis diary, tapi inconditional. Artinya, gue nulis diary seenak jidat gue aja. Gak pernah ada cerita yang bener-bener spesial and somethin yang gue ceritakan di tulisan-tulisan gue. Ngeblur. Gak jelas. Flicker..

Seperti saat ini. Gue kembali melow dengan hidup gue. Boring dengan rutinitas gue. Jenuh dengan alur hidup gue. Gak bersyukur banget ya gue. Emang dasar si Wendi, tak tau terimakasih. Hihihihi.. Gue terima aja deh kalo lo semua bilang gitu. Emang kenyataannya gue begitu. Kelebihan yang gue punya tertutup semua oleh kekurangan yang jumlahnya kecil adanya. Damn! I'm not good at all.

Gue kembali diserang melow..
Gimana enggak coba..
Di saat kedua sohib seperjuangan gue sedang asyik-asyiknya menggendong dan menghibur baby mereka, gue masih aja asyik dengan kesendirian gue. Di saat kedua teman gue dengan binarnya menceritakan buah hati mereka, gue malah sedang takut-takutnya mencari calon ibu buat buah hati gue. Hehehe.. Ironis. Miris. Hati gue seakan teriris tipis-tipis. Apalagi ketika banyak mulut mempertanyakan kesendirian gue. Mempertanyakan keeksistensian gue sebagai seorang pria. Hahahaha.. Gue gak menyalakan juga ketika akhirnya orang-orang mempertanyakn kejantanan gue..

Habis apa mau dikata? Gue selalu berusaha. Tapi waktu selalu berkata beda. Gue terus mencari cinta, tapi parno terus juga menghantui tiap langkah yang gue punya. Ketakutan untuk berkomitmen. Ketakutan akan mengalami kekalahan dan kesalahan yang sama. Ketakutan untuk kembali melukai hati wanita yang gue puja. Ketakutan ini. Ketakutan itu. Dan semua ketakutan itu malah menggiring gue ke dalam kebuntuan yang permanen.

Apa iya gue terlalu pemilih? Apa iya gue terlalu menginginkan kesempurnaan yang gak ada sama sekali di dunia ini? Apa iya gue memang tak layak punya hati tuk dibagi? Atau mungkin memang gue tipikal orang yang bener-bener gak tahu diri? Hihihihi..
Sepertinya pertanyaan terakhir sudah cukup mewakili..

Cukup banyak kisah yang gue alami dan orang lain gak akan pernah bisa pahami. Gak memaksa juga buat ngerti. Toh, gue yang menjalani.
Kalopun gue masih sendiri dan masih terus mencari, gue yakin memang ini yang harus gue hadapi. Gak mau kecewa di kemudian hari. Gak mau terlambat menyesali apa yang telah terjadi. Gak mau patah hati dan bersedih lagi..

Gue mungkin akan selalu jadi orang yang melow sampai saatnya nanti.
Tapi gue sangat menikmati. Karena menurut gue, itu sebuah hal yang manusiawi.
Dan itu juga yang akan membuat gue selalu rajin untuk tetap merajut mimpi.
Agar cinta sejati gak cuma asa semu di hati..

Jadi..
Biarkan saja melow ini menyerangku..

Jakarta.14maret2009
5 Responses
  1. Anonymous Says:

    Yang penting tetap semangat dan terus mencari bang ! Jadikan kebahagiaan dua teman abang sebagai motivasi. Kalo perlu ikut kontak jodoh, Sorry Just kidding.
    salam kenal "dewa"
    Ok don't forget to see feriska on feriska blog thanks


  2. Anonymous Says:

    ternyata wendi bisa mellow jg...
    hehheheheee


  3. putriarya Says:

    ternyata wendi bisa mellow jg.....
    heheheheee

    dibawa happy aja bang...!!!
    ^_^


  4. dence.. Says:

    my brooooooo.. tnang aja sob... ingat.., sesungguhnya telah diciptakan untukmu dari jenismu sendiri.., nah dari situ dah kliatan klo lo tinggal nunggu. suatu hari nanti akan datang seorang cewek gimbal yg akan jadi istri loe.. xixixixi..


  5. Gw doain supaya cepet ketemu sama yg pas yach Wendi. Sabar aja, hanya Allah yg tahu waktu dan orang yg terbaik buat loe. Nanti kalo loe udah ketemu sama jodoh loe, terasa koq Wen :-)