Cinta Oh Cinta..!

Yupss.. Cinta emang gak ada matinya. Meski aneh tapi dia begitu nyata. Meski sering membuat kita sedih, namun kerap memberi bahagia pula. Cinta tak pernah menjadi sesuatun yang berharga, ketika kita belum mengerti makna terdalam tentang cinta. Hal semu yang kadang membuat hati kita tak menentu. Banyak pelajaran yang kita bisa petik ketika kita belajar mencintai seseorang. Siapapun dia..

Khalil Gibran pernah berkata:

Kasih sayang adalah kemudahan hati, pikiran adalah kedewasaannya; tetapi kecerewetan adalah kepikunannya.

Jika hendak memahami seorang wanita, perhatikanlah mulutnya selagi tersenyum; tapi untuk memahami seorang pria, perhatikan warna putih matanya selagi marah.

Cinta pada diri sendiri menghasilkan kesombongan buta.

Cinta bisa membuat seseorang lebih tersiksa oleh rasa khawatir terhadap orang yang dicintainya, daripada rasa sakit yang dideritanya.

Jika hidup adalah semua yang terbaik dari seni, maka mencintai seseorang adalah seni terbaik dalam kehidupan.

Cinta bernafsu adalah dahaga yang tak terpuaskan.

Cinta membuat sepasang kekasih seperti dua buku, mencoba dipahami setiap lembar-lembarnya namun tak pernah selesai terbaca.

Jika kamu mencintai seseorang, sesungguhnya kamu belajar sesuatu tentang dirimu sendiri.

Dalam cinta pasti ada perselisihan, namun itu mungkin jalan pintas menuju pertemuan dua pikiran.

Cinta ibarat seekor burung cantik, yang meminta untuk ditangkap, tapi menolak untuk disakiti.

Cinta seperti mata air abadi yang selalu mengalirkan kesegaran bagi jiwa-jiwa yang sedang dahaga.

Cinta yang dibasuh air mata akan suci dan indah selamanya.

Cinta adalah istirahat panjang bagi tubuh dalam kesunyian pusara.

Cinta adalah keabadian, keabadian tidak memiliki apa-apa kecuali cinta.

Cinta dapat menciptakan hati, tapi hati tidak dapat menciptakan cinta.

Cinta bermula dari pertautan jiwa, jika tak ada pertautan jiwa, maka tak akan tercipta cinta.

Cinta tidak dimiliki dan juga memiliki, karena cinta telah cukup untuk dirinya sendiri.

Cinta adalah sarana untuk memahami dua jiwa.

Cinta yang terbatas ingin memiliki yang dicintai, sedang cinta yang tak terbatas hanya terbatas menginginkan cinta itu sendiri.

Cinta seperti anggur nikmat, yang manis di bibir dan menghangatkan badan, namun sering memabukkan.

Cinta bisa membuat jalan keras menjadi lunak dan mengubah kegelapan menjadi lunak dan mengubah kegelapan menjadi terang bercahaya.

Seseorang tak dapat menuai cinta hingga ia mampu membuka pikirannya.

Seseorang tak dapat menuai cinta hingga ia merasakan perpisahan yang menyedihkan.

Tentang CINTA PERTAMA :
Setiap orang akan teringat pada cinta pertamanya.
Cinta pertama akan dicoba untuk didapatkan kembali.
Cinta pertama seperti dunia baru yang memenuhi seluruh sisi kalbu.
Ingatan pada cinta pertama membuat seseorang menjadi amat gembira menjalani semua kepahitan misteri dunia.

Cinta mempunyai pengikut, mereka yang tidak dipilih sebagai pengikutnya tak akan mendengar ketika cinta memanggilnya.

Cinta bisa membuat seseorang merasa senang dengan kekasihnya, sekalipun kekasihnya itu sulit untuk digapai.

Cinta yang terpuji adalah cinta yang mampu mengisi kesepian dan mengakrabkan hati dua orang.

Cinta dan keraguan tidak saling berbicara satu sama lain.

Keraguan di dalam cinta adalah sebuah dosa.

Kekayaan tanpa diiringi cinta tak bermakna, dibanding kemiskinan dan kerja keras namun didampingi cinta.

Cinta tidak hanya menghargai orang yang mencintai namun juga orang yang dicintai.

Cinta adalah keindahan yang menarik jiwa yang diberikan dan bukan yang diminta.

Cinta adalah sebuah misteri yang sering membuat kita tak mengerti.

Keindahan cinta yang melanda seseorang mampu menahan derita akibat kemiskinan.

Cinta yang terhina lebih bermakna dibanding cinta yang mencari kemenangan dalam kepura-puraan.

Cinta belum dapat dirasakan manisnya, sebelum merasakan pahitnya kesabaran dan sedihnya kesulitan.

Dalam cinta tidak ada kata ‘kasihan’, karena ‘kasihan’ itu hanya ½ keadilan. Dan kasihan hanya dicurahkan kepada penjahat yang salah.

Cinta yang menyenangkan bebas dari cemburu, harta, dan penyiksaan jiwa.

Dalam cinta, hanya mereka yang mempunyai rahasia dalam hati mereka yang bisa menduga rahasia-rahasia dalam hati kita.

Ketika bercinta, ada rahasia-rahasia dalam jiwa yang tak dapat disingkap oleh dugaan.

Setiap pria mencintai 2 wanita; seorang wanita imajinasinya dan seorang lagi yang belum dilahirkannya.

Pandangan mata wanita lebih jujur dibanding ucapannya.

Wanita adalah sosok yang kuat dalam kelemahannya.

Pandangan seorang wanita akan membuat pria merasa paling berbahagia di dunia.
Dengarkan wanita jika ia melihatmu, jangan dengarkan dia jika bebicara padamu.

Lelaki yang menerima wanita sebagaimana Tuhan menciptakannya, berarti ia menghargainya.

Lelaki yang tidak memaafkan wanita untuk kesalahan kecilnya, tidak akan dapat menikmati kebaikan besarnya.

Ketidakpuasan membuat seorang lelaki jadi hampa, dan kehampaan membuatnya nelangsa.

Tiada pidana yang lebih berat bagi seorang wanita yang terperangkap di antara 2 lelaki yang dicintainya dan mencintainya.

Kebahagiaan wanita terdapat pada cinta yang memadukan jiwanya dengan jiwa lelaki yang dicintainya.

Cinta dan kerinduan adalah awal dan akhir karya. Juga akan menambah semangat dan memperdalam makna kata-kata.

Hidup tanpa cinta, seperti pohon tanpa buah dan bunga. Juga ibarat bunga kehilangan aroma wanginya.

Begitu kerasnya kehidupan seseorang yang memohon cinta namun mendapatkan amarah.
Seperti kematian, cinta akan mengubah segala-galanya.

Cinta memang sukar untuk dimengerti.

Arahnya cinta tidak dapat kau tentukan, karena cinta yang akan menentukan perjalanan hidupmu.

Jangan kau mengejar cinta dengan taruhan nyawa karena hal itu hanya seperti belukar yang tak ada buahnya.

Cinta adalah segala sesuatu yang dapat diperoleh namun tak dapat dilenyapkan.

Cinta gak akan disadari kedalamannya, hingga datang waktu perpisahannya.

Jangan anggap cinta seperti kue yang bisa kau potong-potong sesuka hati.

Cinta datang melalui kehendak Tuhan, bukan melalui kemauan manusia.

Cinta yang gak trus tumbuh biasanya akan mati.

Cinta yang tidak diperbarui setiap hari hanya akan menjadi kebiasaan dan akhirnya hanya akan menjadi perbudakan.

Bagaimanapun cinta akan tetap tinggal dan bekasnya gak akan terhapus.

Kadang meski telah tertipu cinta seseorang masih bisa tertawa untuk mengelabuhi mata orang-orang.

Seperti hati penjahat cinta dapat membuat kehidupan terasa kejam.

Meski cinta mempunyai jari sehalus sutra,namun kuku-kukunya yang runcing bisa membuat kita berduka.

Tak ada yang lebih menyakitkan daripada malam-malam yang penuh ketakutan karena ditinggal cinta.

Keindahan cinta dapat menahan pahitnya kesedihan dan duka karena perpisahan.

Ditinggalkan kekasih dapat membuat hati patah seperti seonggok nisan dikelilingi pohon-pohon cemara

Jika tidak dapat lagi bersama, maka sebuah perpisahan hendaklah seagung dan seindah cinta kita.

Semoga perpisahan kita seperti api yang melebur batangan emas dan membuatnya menjadi lebih berharga.

Persahabatan adalah pertanggungjawaban yang manis, bukan peluang!

Meski persahabatan telah terjalin akrab dan lama waktunya namun cinta tidak datang dari hal itu.

Bercinta itu seperti memasak. Hanya mereka yang tahu menggunakan bumbu yang pas akan menghasilkan masakan yang enak..

Itulah cinta. Dan bersiaplah ketika ia datang menegurmu dengan segala kekuatannya. Dan semoga kau mampu bertahan untuk menikmatinya, meski hanya secuil saja.



Jakarta. 22 Juli 2007. Rumah gue Tercinta..

Siak. A Dreamland In The Jungle..

SIAK. A DREAM LAND IN THE JUNGLE..


Minggu pagi. 19 Agustus 2007. Sekitar jam setengah enam gue cabut dari basecamp gue di bilangan Timur Jakarta. Langsung ke Bandara Internasional Soekarno – Hatta. Berenam, bareng ke dua sobat gue dan ke tiga pengawal kita. Kaya Paspamres aja. Hehehe..

Tujuan gue dan temen-temen gue saat itu, Riau. Tepatnya di kabupaten Siak.

Be honest, this was the second time gue melancong sambil mencari nafkah ke Propinsi Riau. Waktu itu gue ke sana sendiri dan hanya ditemenin temen gue, Sam. Beda dengan perjalanan gue yang kedua ini. Ada sebuah perhelatan akbar di sana. Perayaan hari raya Kemerdekaan bangsa kita yang ke-62 dan peresmian jembatan baru yang menghubungkan dua daerah yang terpisah sungai Siak, seharga 300 Miliard. Pure uang, gak pake daun.

Perjalanan gue tempuh dengan menumpang pesawat Garuda yang memutuskan untuk mengepakkan sayapnya pukul tujuh in the morning. Meninggalkan Jakarta dengan segala kepenatan dan kepadatannya. Perjalanan cukup mulus, meski akhirnya gue sempet sedikit keringat dingin ketika pesawat harus sedikit goyang kaya penyanyi dangdut. Secara gue sendiri takut banget sama yang namanya terbang. Jangankan terbang, lewat jembatan penyebrangan aja kadang parno gue bisa bikin gue keringet dingin. Lemes di sekujur kaki dan paha. Intinya, gue itu emang menderita Phobia ketinggian. Takut sama yang tinggi-tinggi. Makanya gue gak mau cewe gue lebih tinggi dari gue. Hehehehe..

Koq jadi malah ngebahas ketinggian yah.

Anyway, selepas landing di Pekanbaru, gue dan yang lainnya harus rela kepanasan di bagian pantat, ketika kenyataannya kita harus menempuh dua jam perjalanan darat lagi untuk sampai ke Siak. Wuuuuhh.. Itu juga setelah kita sempat istirahat sebentar di Hotel Pangeran yang ada di Pekanbaru. Nice hotel, tapi pelayanannya kurang asyik banget. Malah gue punya story menyebalkan. Gue laper banget sepanjang flight ke Pekanbaru. Secara begitu berangkat dari Jakarta gue belum menjalankan ritual sarapan di pagi harinya. Jadilah gue memesan nasi goreng special. Yang agak bikin gue dongkol, udah nunggunya lama, sampe harus ditelepon segala untuk memastikan kalo mereka emang tau kalo kita sudah mesen makanan, begitu dateng tuh makanan, kembali gue harus menelan kepahitan. Gue dibikinin nasi goreng, tapi gue gak dikasih sendok sama garpu. Alhasil, gue akhirnya makan pake tangan aja deh. Untungnya lagi laper. Jadi meski agak bete, tuh nasi tetep habis. Hihihi..

Tidur-bobo dikit. Gue bangun dan siap-siap buat perjalanan menuju ke Siak. Sepanjang perjalanan gue coba untuk istirahat. Ya apalagi kalo bukan ngorok. Tapi tidurnya kagetan. Sebentar merem, sebentar melek. Udah gitu ada kejadian lucu. Di tengah perjalanan, bis yang nganter kita berhenti di warung pinggir jalan. Biasaa.. Numpang ke toilet. Gue sih gak ikutan. Setelah hampir semua turun, baru deh temen gue si Denny turun. Latah ke toilet. Pas semuanya ngumpul dia belum balik juga. plus si Agus, temen gue juga. Feeling gak enak nih. Akhirnya disusulin juga tuh anak sama panitianya. Ternyata eh ternyata, dia malah asyik ngobrol sama si Agus di depan toiletnya. Anjriit.. Kurang ajar banget tuh anak. Gak sadar ditungguin, malah santai sendiri. Untungnya gue udah paham banget kebiasaan tuh anak. Isengnya emang nomor satu. Gak bikin kesel, malah bikin ketawa. Dia malah niat mau mesen kopi segala lagi. Dia Cuma bilang ke Agus pas minta ditemenin ngobrol, kapan lagi kita bisa ngobrol di Riau kaya gini. Belum tentu besok-besok kita ke sini lagi. Jadi puas-puasin deh ngobrol di sini. Di Jakarta sih udah biasa. Hehehehe.. Dasar gila!

Setelah hampir dua setengah jam pelajaran akhirnya sampe juga. Like a dream land. Gimana nggak coba. Sepanjang perjalanan, gue Cuma bisa mandangin hutan sawit dan hutan gak jelas. Sampe akhirnya masuk Siak. Terutama lewat jembatan Siaknya. Namanya Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah. Panjang dan keren banget yah namanya. Sepanjang dan sekeren bentuknya. Gimana gak keren, harga tuh jembatan 300 M, alias TIGARATUS MILIARD. Damn! Dan yang ngeresmiin jembatan baru itu, bukan RT atau Lurah setempat. Tapi Presiden. Presiden Negara kita tercinta. Bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Edan dong!

Yup! Siak. Kabupaten yang punya nama lengkap Siak Sri Indrapura ini seperti sebuah negeri indah di tengah hutan belantara. Di bawah kepemimpinan Bapak Arwin AS sebagai Bupati dan Bapak OK Fauzi Jamil sebagai wakilnya, Siak mencoba berbenah dari sebuah daerah yang nothing menjadi sebuah daerah yang something. Bener-bener kontras sama daerah sebelahnya yang dibatasi oleh sungai Siak dan dihubungkan oleh jembatan 300 M itu. Banyak bangunan baru dengan bentuk indah dengan tetep mempertahankan ciri kedaerahannya. Jalanannya juga masih baru banget. Cat yang menghias aspal masih kelihatan putih. Gak butek kaya di Jakarta. Sayangnya waktu gue di situ bener-bener cuma sebentar. Cuma buat kerja bukan liburan. Jadi gue dan yang lain gak sempet berkeliling menyaksikan keindahan daerah ini.

Sampai di Siak kita mampir dulu ke lokasi acara. Sekedar melihat suasana. Acara malam itu digelar di sebelah aliran sungai Siak. Istirahat sebentar di sebuah hotel kecil tapi baru di deket situ. Bersih-mandi dulu dan mempersiapkan semuanya. Briefing dan segala macemnya. Yang pasti penduduk Siak memang ramah-ramah. Daerah yang penduduknya Heterogen itu, terdiri dari berbagai macam suku, antara lain Melayu, Jawa, Sunda, Minang, Batak dan lainnya itu menyambut dengan sukacita acara yang akan digelar pada tanggal 19 Agustus 2007 malam. Kebukti begitu malamnya kita tiba di lokasi, gue pribadi melihat bagaimana penduduk sekitar situ berbondong-bondong mendatangi lokasi kejadian Pesta Rakyat itu. Dari yang naik kendaraan bermotor sampe kendaraan berurat, alias jalan kaki. Hehehe..

Acara pun dimulai. Gue membukanya dengan budaya melayu yang mereka punya. Apalagi kalo bukan Pantun. Sempet khawatir gak bisa meramaikan suasana. Tapi akhirnya gak jadi kenyataan. Karena dari awal sampe akhir acara, kita bisa menghibur mereka. Seneng banget ngedenger tawa mereka yang keluar dengan lancarnya. Tertib banget yang pasti penontonnya. Gimana gak tertib, karena gue menyaksikan sendiri pemandangan yang tak biasa. Penonton begitu teratur. Di tengah hanya di isi oleh kaum Hawa dan anak-anak. Duduk pula. Sementara samping kanan dan kiri dibatasi pagar besi, diisi oleh kaum Adam yang harus rela tapi enjoy untuk menikmati acara sambil berdiri. Pokoknya beda banget sama acara-acara yang pernah gue lihat selama ini. Meski sempet ada insiden kecil, insiden wajar aja dalam sebuah acara seperti itu, malam itu semuanya berjalan lancar. Gue sendiri gak tau persis apa masalahnya. Tapi gak masalah. Yang penting gak berlanjut dan merusak acara.

Ternyata banyak manusia unik yang gue temui di acara itu. Ada seorang bapak yang udah punya dua istri tapi masih memimpikan untuk punya lima orang lagi sebagai pendamping hidupnya. Ada bapak-bapak yang seneng banget memamerkan perutnya yang gendut ke depan penonton dengan cueknya. Yang penting eksis, yang penting tampil di depan umum. Mereka bener-bener pure abis. Seneng banget ngeliat hal kaya gitu. Dan banyak lagi deh manusia-manusia lucu dan lugu yang niatnya gue mau hibur malah menghibur gue. Hehehe.. Pokoknya malam itu komplit banget. Gue menghibur sekaligur terhibur. Niatnya nyari duit buat bikin bubur, eh malah jadi berlibur.

Thanks to Allah SWT. Akhirnya acara malam itu selesai juga. Puas banget gue karena melihat orang lain juga puas. Sebuah nilai kepuasan sejati. Gue bersyukur banget udah diberi gift yang maha dahsyat ini. Membuat orang tersenyum dan tertawa. Membuat orang lain bahagia dan sedikit melupakan masalah yang mereka sedang hadapi. Wuiih.. yang pasti gue gak mau menukar itu dengan apapun. It’s me. Ordinary man with Ordinary life.

Kita langsung balik ke hotel bentar. Pamitan dengan sebagian warga sekitar dan terutama dengan panitia yang mengundang kita ke situ. Gak lama, karena kita harus langsung bertolak ke Pekanbaru saat itu juga. That’s right, kita lagsung jalan ke Pekanbaru. Menempuh jalan yang sama dengan ketika kita ke Siak. Hanya waktu saja. Dari jam duabelas malam, kita akhirnya tiba jam dua pagi di Hotel Pangeran, Pekanbaru. Langsung masuk kamar and try to sleep. Meski akhirnya gue juga gak bisa langsung bercengkrama dengan dunia secepat yang gue mau. Sempet pesen makan juga pagi itu. Abis udah laper lagi aja sih. Hehehe.. abis melahap semua makanan yang kita pesan, akhirnya gue dan temen-temen gue tertidur pulas.

Saatnya bangun dan siap-siap dan beres-beres. Selesai itu gue dan yang lainnya langsung cabut ke bandara. Secara pesawat take off jam tujuh pagi. Jadinya gue juga harus rela bangun jam setengah enam pagi. Meski gue Cuma baru bisa tidur jam setengah empat pagi. Konsekwensi pekerjaan yang gue nikmatin banget sebagai bagian dari proses gue manjalani hidup sesungguhnya. Cieee.. Sok wise gitu. But it’s oke. Gue enjoy dengan semua itu yang pasti.

Saatnya Take Off. Saatnya gue bermain dengan sugest Phobia ketinggian gue. Dan yang gue seselin ternyata perjalanan pulang gue gak semulus perjalanan pergi gue. Gue harus terima ketika gue harus keringet dingin karena saking takutnya. Abis, sepanjang perjalanan, mulai dari take off sampe landing, pesawatnya goyang terus. Gilaaaaa..!! Bersyukurnya akhirnya pesawat landing juga. Dengan selamat. Dan gue bisa kembali bergulat dengan kerasnya Jakarta hingga hari ini.

Sebuah perjalanan yang sesaat tapi penuh makna. Kegembiraan yang hadir gak cuma semu belaka. Gue berterimakasih untuk jadi bagian dari semua itu. Semoga berlanjut di perjalanan-perjalanan gue selanjutnya. Di langkah-langkah kehidupan gue selanjutnya. Satu hal yang pasti, semua yang gue jalani memang jadi cerita mati dalam scenario hidup gue yang indah ini. Just jalani aja dengan apa adanya. Pasti semua kan mengikuti kita. Tak hanya duka tapi juga suka. Tak hanya derita tapi juga bahagia.

Berbahagialah kalian semua yang menghargai hidup yang ada di depan mata menjalaninya dengan penuh suka cita. Karena nantinya hidup kalian yang akan membuat kalian jadi sesuatu yang membanggakan.

Apa yang kamu tanam, itulah yang akan kau tuai.. ( Gak nyambung! )



Jakarta. 23 Agustus 2007.

Pantun Buat Majikannya Mba Atun..!

Banyak jalan menuju Roma.. Irama..
Banyak jalan menunjukkan rasa cinta..

Yoi.. doi.. toi.. Emang bener tuh. Emang banyak banget cara menunjukkan perasaan kita kepada orang yang kita sayang. Bisa lewat apa aja. Surat, Email, Lagu, Puisi, Lukisan, Santet, Pelet dan berbagai macam cara lainnya. Atau nggak, mau coba juga yang sering gue lakuin. Ngasih pantun. Isinya mungkin terkesan gombal dan nggak banget. But, get real aja. Bukannya semua pria memang dilahirkan dengan bakat seperti itu. Mungkin kadarnya aja yang berbeda-beda. Begitu juga wanita, terlahir untuk senang dipuji dan menerima cinta.. Dan tentunya mau aja kalo di gombalin sang pria. Hehehe..

Sorry. Sorry. I'm just killing.. Gue cuma membunuh. Cuma bercanda.

Gak semuanya begitu koq. Mungkin hanya sebagian kecil banget banget aja yang masih kaya gitu. Apalagi sekarang cewe jauh lebih pinter. Jadi sekarang, gak gampang buat kaum Adam ( gak pake Air_red ) mengelabuhi dan mempecundangi kaum Hawa. Bisa-bisa malah kaum pria yang harus rela dikerjain hatinya habis-habisan sama kaum wanita. Hati-hati.. Jaman udah berubah. Udah gak seperti dulu lagi. Wapadalah.. Waspadalah..!
Kembali ke Pantun.

Buat gue, pantun bisa jadi salah satu alat buat nyatain apa yang gue rasa. Norak mungkin. Tapi biar norak yang penting gaya. Karena menurut gue ketika lo berpantun dalam bercinta, lo udah punya gaya! Beneran! Kalo lo berani berpantun cinta di depan semua orang, pasti mereka akan langsung komentar, "Gaya lo, Tong.. Tong!".

Dengan pantun, masalah jadi bahagia. Sedih jadi sukacita. Dan Amarah hanya tinggal sejarah belaka.. Itu menurut gue. Yang memang mentoknya cuma di pantun. Abis gampang banget. Dan murah meriah. Gak perlu biaya mahal. Cuma mungkin masalahnya, gak semua wanita mau dikirimin pantun. Gak bernilai kali yah. Mungkin ada yang gak begitu bahagia dikirimin pantun. Pastinya gak sebahagia dikirimin karangan bunga, TV Flat 30 inch, atau uang 50 juta via rekening banknya. Tapi yah sudahlah. Tiap orang kan emang beda. Jangankan sifat, sidik jari aja gak ada yang sama.

Anyway, dengan sangat memaksa, gue pengen sedikit berbagi pantun-pantun yang pernah gue buat dan gue kirim ke orang yang gue sayang saat ini. Siapa tau berguna buat siapapun yang membacanya. Kalo emang kepepet, gue sama sekali gak keberatan kalo lo kutip pantun gue (Ge'eR banget gue yah! Hehehehe..). Tinggal rubah dikit akhir kalimatnya. Langsung send ke orang terspesial dalam hidup kamu. Gue jamin setelah pasangan lo menerima dan membaca pantun itu, dalam hitungan detik.. dia pasti bakal langsung muntah!!
Hihihihi..

Buat gue pribadi, ada rasa bangga ketika bisa menghasilkan pantun yang superdupernorax.. Makin norax, makin bangga gue.. gak peduli cewe gue bilang itu gombal atau nggak. Just let it be..

So..
Here we come..

Ladies and Gentleman..!
Please welcome..

"Pantun buat Majikannya mba Atun"
• Si Slamet jago taibo.. Met bobo
• Siang-siang ada tamu.. Aku sayang kamu
• Ke posyandu nyari palu.. Salam rindu untukmu selalu
• Ketemu Ali kepala ditoyor batu.. I'm totally yours too
• Ada tamu gak punya kuku.. Cuma kamu duniaku
• Dj. Mumu beli limau.. Cuma kamu yang aku mau
• Jual jamu beli paku.. Senyum kamu bahagiaku
• Santa Fe tempat jual sajadah.. Sumpah Fe! Kamu yang terindah
• Kopi Ayu masih anget.. I miss u banget
• Band Naff albumnya baru.. Mohon maaf kalo aku cemburu
• Ke pulau buru naik perahu.. Aku cemburu karena I love you
• Beli panci di buah batu.. Jangan benci aku karena itu
• Mau beli sepatu tapi gak ketemu.. Aku begitu karena aku gak mau kehilangan kamu
• Lari pagi nemu palu.. Kemana kau pergi, ingat aku selalu
• Lama gak ketemu jadi kaku.. Jaga hatimu untuk diriku
• Ke Kenya beli jamu.. Kangennya aku sama kamu
• Ke Cikupa beli layang-layang.. Jangan lupa maem yah, yank
• Aku terpaku menatapmu.. Cintaku hanya untukmu
• Cewenya kemayu cowonya kuli.. I miss u badly
• Ada lutung ketemu belatung.. Kamu beruntung, aku jauh lebih beruntung
• Si Atun naik helikopter.. Soal pantun, kamu makin pinter
• Naik helikopter isinya kayu.. Kamu emang pinter, that's why i love you
• Ke Jelambar nyari bangku.. Udah gak sabar untuk ketemu ayangku
• Jual jamu di atas batu.. Begitu ketemu SDWK wajiblah itu
• Sapu lidih taruh di kursi.. Pacarnya wendi emang seksi
• Makan serabi di pinggir kali.. Duhai si Febby cantik sekali
• Kursi listrik taruh di depan.. Kamu si nyentrik dan aku si tampan
• Beli nampan di toko si Wawan.. Aku memang tampan, tapi kamu jauh lebih menawan
• Cuplis lagi main kena liver.. please be mine forever
• Ke Cikup bareng ayah.. Jangan lupa maem yah
• Si Ipin makan kedondong.. Mimpiin aku dong
• Bunga Melati di kebun si Imu.. Sumpah mati aku kangen kamu
• Makan duku sampai jemu.. Di dadaku ada kamu
• Beli pepaya di Pasar Minggu.. Kuingin kau percaya jangan pernah ragu
• Di pasar Minngu jalannya berliku.. Jangan pernah ragu akan cintaku
• Jalan berliku bikin jemu..Karena cintaku hanya untukmu
• Bikin jemu kalo baca buku.. Hanya untukmu duhai kekasihku
• Baca buku sambil megang siku.. Duhai kekasihku, pujaan hatiku

Dahsyaaaat gak tuh?
Nggak yah? Berarti dugaan gue bener..
No Problemo..

Hehehe.. Yang gak bilang norak dan gak langsung muntah baca pantun gue, sebaiknya segera periksakan diri anda ke dokter termurah. Karena gue yakin peredaran darahnya udah gak bener. Jadi otaknya gak bisa mencerna dengan baik apa yang gue tulis.
Tapi gue berterimakasih banget buat siapapun yang udah mau ngebaca. Suka atau tidak suka itu hak anda semua. Kopi atau tidak kopi, tergantung anda pengen ngopi apa nggak. Siapa tau maunya teh gak pake susu.

Buat pacarku tersayang. Pantun itu semuanya original. Jadi kalo ada cowo lain yang ngirim pantun ke kamu dengan tingkat kemiripan lebih dari 8 bar. maka bisa dipastikan dia sudah menjiplak pantunku untuk dikirimkan kepadamu. Jangan mau. Kembaliin aja. terserah kamu mau lewat pos atau lewat gardu!

Sirup murni pesan di cikini.. Cukup di sini tulisan ini
Pohon lalap tidak berbatu.. Mohon maap kalo gak mutu

Ke Ancol langsung ke dufan.. abis itu naik jet coaster deh.. ajak temen-temen biar rame.. Makanan jangan sampe lupa.. Bair gak pada kelaperan.. Bawa duit juga jangan lupa biar bisa jajan.. Dan jangan lupa bawa baju ganti biar gak masuk angin.. Sun blocknya juga, buat yang takut kulitnya jadi item.. ( yang ini bukan pantun! Ini tips asal berlibur ke Dufan).

Bye.. Bye..
Gambathe..!!


East Jakarta. 09.04.07. 23:40 wlg.

Nuansa Xpressivo.. What A Story..!!

from Minggu. 22 April 2007 until 6 Mei 2007 juga..

Kita akhirnya baru bisa matengin sekitar 4 lagu. Belum mateng banget sih lagunya. Tapi lumayanlah. Gak sia-sia juga perjuangan kita bertujuh buat tampil maksimal nantinya di acara ulang tahun ke 25 Unit Kesenian Mahasiswa kampus gue dahulu. IKIP Jakarta, kalo sekarang orang mungkin lebih mengenal dengan nama UNJ, Universitas Negeri Jakarta.

I'm talking about my band. Band yang akhirnya bisa ngumpul bareng lagi untuk sekedar mengobati kekangenan kita dengan dunia musik. Ada gue yang nekat jadi drummernya meski gak bisa mukul drum dengan bener dan sering banget nyepetin tempo permainan dan bikin kesel pemain lainnya. Gak ketinggalan ada Widie juga, Vokalis cewe gue yang masih latah sampe sekarang dan doyan banget ngisi perutnya dengan berbagai jenis makanan. Terbukti sekarang perutnya jauh lebih buncit, ngalahin para Teletaubies. Gak cuma Widie yang endut sendiri. Ada juga Fauzi, vokalis cowo gue yang suaranya jauh lebih ringan daripada berat tubuhnya. Gak beda jauh dengan Widie, mereka memang pemakan segala. Sejenis Carnivora buas deh kalo bisa dibilang. Hehehe..
Tapi kalo soal suara? Jangan ditanya. Mereka pasti gak mau ngejawab, apalagi kalo mereka lagi mendendangkan sebuah lagu. Gimana juga bisa jawab pertanyaan kalo lagi nyanyi. Hihihi.. Trus Anto, Bassis kita yang sama sekali bukan petugas Bazis, Badan Amil, Zakat, Infak dan Sodaqoh yang sering kali kedengaran namanya.
Kita semua emang kangen banget buat ngeband dan megang alat musik lagi. Mmm.. Oke, oke. Kecuali Shinta dan Fery kali yah, Keayboardist dan Guitariss band kita yang notabene memang menggeluti dunia musik sampe detik ini. As a teacher and a player. Shinta itu cewe cantik dan gape banget main alat musik apapun yang ia memang bisa. Sedangkan Fery pemain gitar yang seneng banget sama Beatles dan punya band sendiri yang khusus membawakan lagu-lagu band Legendaris yang berasal dari Inggris itu. Bawaannya selon aja. Santai dengan penampilan dan tingkah lakunya. paling nggak itu akhirnya menjadikan doi sebagai sebuah pribadi yang unik.
Sebenernya ada satu orang lagi yang patut di sebut sebagai anggota keluarga band kita. Gak terlalu bermanfaat banget sih kehadiran dia di tengah-tengah kita. Tapi jujur gue akui, doi salah satu komponen penting bagi kelangsungan band kita. Aduh, maaf yah kalo gue gak konsisten kaya gini. Jujur gue terpaksa banget buat memuji dia. Tapi mau gimana lagi. Nasi sudah jadi bubur, dan gue gak mungkin menarik pujian gue, meski gue akhirnya harus berbohong kepada khalayak ramai. Huahahaha.. Namanya Budi. Yang artinya Buanci Dikit. Hehehe.. Sesuai namanya, Doi kadang bisa sangat jantan, tapi suatu kala bisa sangat menjadi pribadi lembut. Apalagi di dunianya, dunia para Lelembut. Kita mempercayakan dia sebagai manajer kita. Mungkin dia sendiri sebenernya bingung, dia itu manajer apa O.B. Tugasnya emang ngerangkap aja. Dari ngebooking tempat buat latihan, ngehubungin semua personil band buat ngingetin waktu latihan, sampe beliin gorengan buat sekedar ngisi kekosongan perut kita semua. Hehehe.. Gue sendiri masih bingung. Doi emang harus gue kasihanin atau gue maki-maki. Abisnya maruk banget sama kerjaan. Semua diambil sama dia. Andai dia bisa semua alat musik, pasti dia ngeband sendiri. Tangan kanan metik gitar, tangan kiri ngebetot bass, kaki kanan dan kiri mainin drum, trus bibirnya dipake nyanyi deh buat menghibur teman-teman sejawatnya di Lawang's Garden.

Anyway, agak sedikit flashback ke belakang. Gue inget banget gimana dulu band ini berusaha di bentuk buat ngikutin audisi salah satu cafe yang baru aja pengen open, di daerah Jakarta Selatan. Gue lupa nama cafenya. Tapi yang pasti waktu itu vokalis band gue ini ada tiga. Plus Lia, cewe batak yang punya suara super seksi, ngalahin seksi keamanan panitia ospek kampus gue. Hehehe.. Tapi sayang, doi perlahan mundur dari band. mungkin mau konsentrasi kuliah dan berkeluarga. Begitu juga dengan Bassis gue sebelum Anto. Namanya Syafril. Cowo unik. Macho, tapi kalo malam seneng banget bersihin muka pake pake lotion, nutupin mukanya pake masker timun or whateverlah. Jago masak dan bikin orang ketawa. Tapi sayang, doi akhirnya juga menghilang begitu saja setelah dia memutuskan untuk berkeluarga dengan wanita idaman sekampungnya di Bogor.

Hihihihi...

Trus..
Setelah akhirnya.. Alhamdulillah gak lolos, meski udah dilatih sama guru yang gape banget sama semua alat musik, Maliki, kita akhirnya memutuskan banting setir buat beralih ke jalur Festival. gak di sangka gak dinyana, band kita malah berhasil menyabet juara kedua. padahal waktu itu lawan kita superduper jago semua. Bahkan gue inget banget, kalo lawan kita ada temen2 satu kampus juga. Anak2 musik. Mainnya? Udah pasti banget jauh lebih jago dari band kita. Gue sempet lemes, tapi untungnya gak sampe lemah syahwat sih, ketika juri mengumumkan kalo band mereka juara 3. Damn.. Band mereka aja yang mainnya udah kaya band ternama juara 3, gimana band gue. Gue langsung ngajak temen2 gue cabut dari Aulanya STIE Rawamangun, tempat diadakan Festival itu. Gue udah mau ngangkat keyboard dengan jemari gue, ketika tiba-tiba juri berteriak dengan lantangnya memberitahukan bahwa band gue, Nuansa.. Jadi juara ke 2.. Dua.. Two.. Loro.. Jonggrang.. langsung gue lompat setinggi2nya. Untungnya gak tinggi banget, jadi kepala gue gak ngebentur atap Aula kampus itu. Senengnya gak ketulungan, tapi ketolongan. Gue sampe diangkat sama Aldo, temen gue yang lebih mirip Rubben American Idol, ketimbang Rubben Onsu, lumayan lama. Sumpah.. That's the best moment i ever had with my Band. Nuansa..

Meski begitu, ada juga sad storynya. Dan gue dan yang lainnya gak akan bisa ngelupain cerita itu. Super duper Ngeselin.. Gimana gak ngeselin, kalo kita ditipu mentah2 sama panitia pelaksananya. Band gue yang akhirnya memutuskan berganti nama dengan Xpressivo ini (Nuansa udah ada yang make ternyata_red), harus menerima kenyataan pahit ketika panitia memutuskan untuk menjadikan kita juara favorit, dengan hadiah voucher makan di Papa Rons Pizza dan main golf bohongan di Putt Putt Golf, meski sebenernya kita di atas kertas penilaian dewan juri seharusnya menjadi juara PERTAMA bahkan juara UMUM pada Festival kali itu. Anjriiiit.. Keputusan itu dibuat berdasarkan desakan dari birokrat kampus untuk meloloskan peserta dari band sekolah yang ikut saat itu, secara acara itu bertujuan sebagai promosi kampus itu. Sialan gak tuh.. Akhirnya udah jadi ritual buat semua personil band kita, ketika kita ngelewatin kampus itu baik sendiri atau rame2, kita pasti memaki-maki kampus itu sekuat tenaga dengan kata-kata yang kita punya. Biar tau rasa..!! Semoga kampus itu dapet balesan dari Yang Maha Kuasa. Amiiiin..

Finally, pas main tanggal 28 April kemarin, kita lumayan menghibur. Dengan atasan putih dan bawahan Jeans biru, kita coba mainin 5 lagu dengan sebaik mungkin. Meski gue akuin, gue banyak salahnya. Grogi juga. Udah hampir lima tahun gue gak ngeband serius kaya gini lagi. Semuanya juga main gak begitu maksimal, secara alat bandnya juga seadanya. Beda banget sama pas latihan. But.. it,s oke lah. setidaknya kekangenan gue dan temen2 yang lain bisa sedikit terobati. Paling nggak kita bisa temu kangen lagi. Bisa ketawa-ketiwi ngebahas masa lalu yang penuh warna pelangi. Ngebahas indahnya bermain musik bersama, meski masih jauh dari Sonor. Ngumpul sambil makan dan ngetawain temen2 kita yang masih latah, ngetawain kebodohan Budi yang cuma bisa teriak KUNTILANAK BABI.. berulang-ulang ketika kopinya Anto tumpah secara tak sengaja ketika kita lagi nongkrong 4 the first time setelah sekian lama, di Cafe Pisa Chitos, dan bikin kita malu punya manajer kaya dia dan pada akhirnya menyadarkan diri kita semua kenapa band kita gak pernah maju sampe detik ini.
Hehehehe..

From Nuansa to became Xpressivo.. From nothing to be something.. From alone to be a family..
That's us..
Sekumpulan manusia biasa yang punya kisah luar biasa. Paling tidak buat kita. Dan akan terkenang sepanjang masa. Hingga Budi dari manajer menjadi pembantu rumah tangga.. Amin lagi..
Keep the memory inside our heart, guys..
I love u all..
Because i know, we all love music..

NB :
Buat lo semua..
Maaf kalo gue akhirnya tersesat jadi pria penghibur..



Bintaro. 06.05.07. 04:06 wkg.

Past is Fucking Past..!

PaSt..
Masa lalu.

Udah jauh tertinggal di belakang mestinya. Gak perlu diingat dan diusik lagi. Bagian sejarah hidup memang. Tapi gak akan maju hidup kita kalo hanya cuma melihat ke belakang dan ke belakang. Gak akan merubah apapun. Tetap akan jadi cerita lalu yang cuma bisa dipetik sebagai pelajaran.

Gue lagi males banget sama masa lalu. Kadang gue gak berharap ada yang namanya masa lalu. Kadang gue lebih seneng apa yang gue pernah jalanin dulu bisa langsung hilang dari ingatan gue. Amnesia. Apalagi pengalaman yang bisa bikin mood gue langsung ngedrop.

Gak mungkin juga sih..

Tapi.. Saat ini gue bener-bener fucked up sama semua yang berbau history. Meski sebenernya gue gak tau knapa gue bisa begitu sebelnya. Ada sesuatu yang sering bikin gue tergoda untuk membenci masa lalu. Apalagi ketika gue berhadapan dengan masa lalu orang terdekat gue. Dari dulu sampe sekarang. Buat beberapaa orang biasa aja. tapi buat gue, kadang cerita lalu itu bisa bikin gue muak! Gak penting buat diungkap dan dibahas lagi. Karena gue lebih seneng berpikir, apa yang gue jalanin sekarang beda dengan apa yang pernah gue jalanin. Meski kisahnya juga gak beda jauh amat.

Gue males banget denger story orang terdekat gue dengan orang terdekatnya dulu. Gue yah gue. Dia yah dia. Gak sama! Sidik jarinya aja beda. Jadi buat apa dibahas lagi. Mau sengaja atau gak sengaja. gak ada korelasinya. Gak ada manfaatnya buat gue. Ketika gue harus berpijak pada masa lalu, gue gak akan bisa berjalan dengan lebih baik. Gue gak akan bisa jadi pribadi gue yang sebenernya. Apapun kisah yang pernah terjadi dulu, biar aja hilang terbawa hembusan sang waktu..

Mmm..

Kesan terdalam mungkin akan dirasakan berbeda bagi tiap individu yang berbeda pula. Kenangan manis dan pahit akan jadi bagian penting dalam rangkaian proses hidup kita. Tapi pada akhirnya itu sudah jadi debu. Sudah jadi asap yang hilang tertiup angin. Buat apa dikumpulkan lagi, kalo pada akhirnya akan merusak pandangan kita. Yang lalu biarlah berlalu. Jangan malu buat melangkah. Jangan ragu untuk kembali mencoba. Berhasil atau tidak bukan sebuah masalah. Akan jadi masalah ketika kita justru takut untuk merubah hidup kita, dan hanya bisa berdiam diri menatap ke belakang dan berharap semuanya terulang kembali.

Gue cuma bisa bilang! Kelapa beda dengan kepala.. Botak gak sama dengan batok.. Soda pun beda jauh dengan Sado.. jadi buat apa menyamakan sesuatu yang sama sekali berbeda. Buat apa mengingat masa lalu yang gak pernah akan serupa dengan masa kini dan selanjutnya.

Past is always be a Past..!Masalalu, yah masalalu.. bukan masalague. Meski akhirnya sering jadi masalah buat gue!

Anjriit..!! Bener-bener gak jelas gue!

Sorry..!!!

Gak usah komentar kalo gak ngerti dengan apa yang gue katakan. karena gue sendiri gak ngerti..!

The end..



East Jakarta. 18.04.07. 01:12 wlg.

Once Upon Time In BackStage!

BACKSTAGE..

Kalo kita lihat kamus bahasa Inggris, artinya belakang panggung. Tapi buat gue artinya bisa jadi panggung atau tempat yang terbelakang. Tempat yang gak semestinya masuk hitungan. Tempat yang cuma bikin kesel ketimbang bikin kenyang. Tempat yang bisanya bikin senewen ketimbang bikin seneng. Tempat yang lebih cocok buat marah-marah ketimbang buat makan-makan.

Sabtu malam. Malam minggu. 26 Mei dua ribu tujuh.
Ancol. Jakarta BayCity.

Gue dengan kesel mempersembahkan :
"ONCE UPON A TIME IN BACKSTAGE"

Begini ceritanya..Gue bareng cewe gue dan ketiga temennya memutuskan untuk coba makan di sebuah tempat yang bentuk dan tampilannya asik tapi pelayanannya asli ngeselin. Gimana gak ngeselin coba. Begitu dateng aja, kita dibikin nyasar dan malu. Kita coba cari tempat yang enak view dan suasananya. Kita di suruh ke lantai duanya. Tapi begitu kita sampe atas, ternyata kita malah diliatin aneh sama orang-orang yang ada di situ. Pantes aja lah. Soalnya tuh tempat ternyata udah direserve sama mereka. Satu perusahaan.

Kita turun lagi. Cari tempat yang lebih enak dan gak bikin malu. setelah mondar-mandir tempat yang menurut kita enak buat berlima, akhirnya dapet juga. Saatnya pesen makan. Saatnya kesel dimulai. Gimana gak kesel. kita harus terpaksa nunggu sekitar satu jam lebih. dan semua makanan yang kita pesen hampir semuanya salah. Gila..!!

Gak cuma itu. Gue pikir cuma manusia yang nongkrong dan coba nikmatin tempat itu. Ternyata musuhnya kucing yang berbadan gede dan berwarna hitam berjudul TIKUS juga ikutan ada di situ. Hehehe.. Kenapa tuh tempat malah jadi kaya kandang tikus. Jangan kan gue, semua yang ada di situ hampir komplain. Gue sampe naik ke atas bangku segala. Gak asyik kan, lagi asyik nungguin makanan yang gak kunjung datang, eh kaki gue malah di lahap tikus.

Opie, temen gue yang batak tapi norak itu, mesen minuman yang gak jelas juntrungannya. Nama minumannya sih keren. Virgin Marry. Yuk Mariii.. Udah nunggunya lama banget, tuh minuman malah gak bisa dinikmatin sama sekali. Gak jelas dibikinnya pake apa. Secara waktu pas mesennya, pelayannya gak bisa ngejelasin gitu. Dibuku menunya juga gak ada keterangan sama sekali from what tuh drink di buat. Pokoknya di situ cuma ditulis, selebrity recipe.. ( Bener gak yah nulisnya? Bodoh amat ah, namanya juga lagi kesel ). Rasanya anjriit gilaq. kaya Strawberry basi. Jangan salah, pas kita komplain pun, salah satu pelayan yang agak tinggi tingkatannya di situ malah mengiyakan, tapi tanpa rasa penyesalan. Atau paling nggak sedikitnya malu. Selidik punya selidik, ternyata gue akhirnya tahu juga dari pelayan yang ngelayanin kita dengan tidak benar itu, kalo tuh minuman ternyata dibuat dari campuran dari Black Paper, salt, tomatto, sama tobasco saos. Wuiiih, kebayangkan tuh rasanya. Untungnya si Opie perutnya dari alumunium, kalo nggak, bisa langsung jebol tanpa perlawanan deh.

Lain lagi dengan cewe gue. Doi pesen Caesar salad. Sayuran. Eh, yang datang malah salad buah. Minta ganti. Tetep aja salah lagi aja, karena ternyata saladnya dipakein bawang bombay. Padahal udah dari awal ditekenin kalo dia gak mau pake itu.
Si Xse, pesen Banana Backstage. Sempet bingung juga ngejelasinnya tuh pelayan. Tapi akhirnya kita tahu kalo bedanya sama Banana Split, cuma kalo yang backstage ini pisangnya pisang goreng, yang diatasnya dikasihin es krim. Tapi sekali lagi, ternyata, begitu yang ada malah pisang goreng di olesi wip cream. Jadi kaya pisang mau cukur kumis. Icut jadi ikutan kesel juga. Untungnya doi orangnya gak meledak-meledak kaya bom molotov.

Nah, gue sendiri. Keburu jadi ikut kesel. Untungnya makanan gue gak ada salah. Secara gue cuma pesen nasi goreng. Jadi mungkin ahlinya memang menyajikan itu aja kali. Meski lamanya tetep jawara juga.

Selesai makan, kita langsung cabut. Pas gue bayar bill nya bareng cewe gue ke kasir, setelah nunggu lama again karena gak ada juga yang nyamperin kita buat bawain bill yang kita minta, kita baru bisa menumpahkan semua kekesalan kita. Apalagi pelayan yang ngelayanin kita dengan santainya bilang kalo keterlambatan di sebabkan banyaknya tamu yang datang malam itu. Gak ngaruh banget. Gue cuma gak suka dengan pelayanan yang gak profesional sama sekali itu. Padahal alat udah canggih, pake HT segalag lagi. Gue cuma bilang, kalo emang ngelayanin orang yang konsen. Gak usah banyak alasan. Fokus sama pelanggan.

Gak cuma gue, cewe dan temen-temen gue yang komplain. ternyata banyak juga yang mengeluhkan hal yang sama dengan apa yang kita alami. Selamet deh! Bahkan ada salah satu pelanggan 'orang luar' beserta istrinya yang marah-marah juga atas keterlambatan dan pola kerja yang gak bener di tempat itu.
Mmm.. Maaf banget. Bukan maksud menghakimi. tapi jujur, gue baru kali ini mengalami hal kaya gini. Gak enak banget. Ternyata tampilan gak selalu menjamin isi. Bener kata orang, jangan cuma liat luarnya aja. Coba rasakan apa yang ada di dalamnya..

Thanks for the moment, Backstage.
Thanks alot.

Paling nggak, gue makin bisa belajar tentang hidup dari peristiwa ini. Satu hal pasti, kalo mau dihargai cobalah untuk selalu menghargai terlebih dahulu...
Just remember that..!

Selesai juga akhirnya.


21 Juli 2007. My Room. Pisangan.

Cemburu?

Mmm..

Only one question.. Siapa sih yang gak pernah ngerasain cemburu?
Sesama anak aja dalam satu keluarga pasti pernah ngerasain rasa itu satu lain. Anak sulung cemburu karena orangtuanya lebih merhatiin yang bungsu. Anak yang kedua sebel kalo kakaknya lebih disayang sama papah mamahnya. Ssssstttt.. Itu yang sedarah loh! Apalagi yang gak ada hubungan darah sama sekali. Wuiiihh.. pastinya akan jauh lebih dahsyat.

Hehehehe...

Rasa cemburu akan timbul ketika ada rasa memiliki. Bagus memang. Tapi yang terkontrol. Bukan yang berlebihan dan di luar batas kewajaran. Cemburu katanya didasari rasa sayang. sebagian orang memang berpendapat seperti itu. Mungkin memang betul adanya. Tetapi satu hal yang patut diingat juga adalah, saat kita menyayangi seseorang, saat itu pula kita harus mulai menumbuhkan rasa saling percaya. Gak perlu 100 %. Sebuah hal yang wajar. Lalu yang harus kita ingat juga, ketika kita belajar mempercayai seseorang, maka kita juga belajar untuk mengolah rasa cemburu kita.

Meski kadang sulit, benih cemburu itu bisa kita pupuk dan kita atur masa pertumbuhannya. Layaknya tanaman, bisa kita tata hingga menjadi sebuah hal yang indah dan tak menjadi liar pada akhirnya. Cemburu tidak selayaknya menjalar seperti akar pohon beringin yang berdiri tegak di samping sebuah rumah mungil bernama cinta dan akhirnya meretakkan dinding-dinding yang ada dan menghancurkan seluruh isinya.
Jangan pernah mengambil kesimpulan, kalo gak cemburu berarti gak sayang atau cinta. Khalil Gibran pernah berkata, "Cinta dan keraguan tidak berbicara satu sama lain". See.. Ketika sebuah nilai cemburu tidak lagi dikeluarkan dalam porsi yang tepat, maka yang timbul kemudian adalah sebuah keraguan yang dapat menumpuk layaknya sampah, kemudian menggunung. Dan ketika sudah jadi gunung, kita tinggal menunggu satu moment yang paling menakutkan yang akan merubah segala yang ada di sekelilingnya. Meletus..! Meledak..! Atau apapun lah namanya.

Pada saat itu semua terjadi, tanpa kita sadari semua kenangan manis yang telah terjalin perlahan hilang begitu saja terbawa hembusan waktu. Memupuskan rasa terdalam pada setiap sebuah hubungan. Entah itu pertemanan, persaudaraan, terlebih lagi percintaan. Semua yang kita sudah bangun atas dasar nama cinta dan kasih sayang, seringkali tak berarti lagi hanya karena kita lebih memilih untuk mudah terbakar cemburu yang disusupi emosi tak terkendali. Gak peduli lagi berapa banyak aral lintang yang sudah kita lewati. Gak peduli berapa butir air mata yang sudah menetes. Gak peduli banyak tawa yang sudah mengisi hari-hari kita. Gak peduli banyak indah yang mewarnai langkah-langkah kita..

Kita udah gak peduli lagi.

Lihat dan rasakan betapa dahsyatnya cemburu ketika kita tidak meletakkannya pada tempat dan waktu yang semestinya.

Teorinya mungkin mudah untuk mengatur rasa itu. Bicaranya memang gampang, kalo kita tidak akan mudah terkontaminasi oleh polusi cinta itu. Katanya sih Gak begitu sulit menjadi orang yang gak mudah terkena racun cemburu yang membabibuta itu. That's the theory, sob!

The fact is.. The Theory doesn't se-eazy prakteknya. Tapi gak ada salahnya kita mencoba berubah untuk orang yang kita cinta. Mencoba untuk menomorsatukan cinta di atas segalanya.

Sulitnya karena manusia diciptakan dengan Ego. Dan ketika rasa itu timbul yang seringkali terjadi adalah, ego yang berbicara, bukan logika. Dan ketika ego yang berdiri dibarisan paling depan, kata cinta sering tertutup kata benci. Pertengkaran sudah gak mungkin terhindari lagi. Komunikasi terhenti, karena tak ada kesepahaman yang sejati. Lantas semuanyapun berakhir tanpa pernah kita sadari. Tanpa pernah kita mengerti. Yang ada hanya penyesalan di kemudian hari. Ketika cinta tak lagi hadir di hati. Sebuah penyesalan yang tiada arti.

Sesuatu yang terlarang kadang memacu adrenalin kita untuk melanggarnya. Mengapa tidak mencoba menjadikan cinta layaknya pasir dalam genggaman tangan. Terbuka. Seakan melepaskan tapi tetap dalam jangkauan. Ketimbang kita menggenggamnya seerat mungkin. Tapi tanpa kita sadari pasir itu keluar dari sela jari-jari kita dan hanya menyisakan sedikit saja. Mengapa kita tidak menjadikan semua yang kita alami sebagai sebuah pelajaran yang berarti menuju tingkat hidup yang semua orang inginkan. Dewasa. Kenapa kita tidak mencoba untuk belajar untuk menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing sebagai suatu proses cinta yang indah. Seperti Gibran katakan juga, "Ketika kita mencintai seseorang, sesungguhnya kita sedang mempelajari sesuatu pada diri kita sendiri". Karena cinta bukan hanya masalah kecocokan dua hati. Sampai kapan kita akan mendapatkan orang yang cocok dengan kita, jika kita tidak mulai belajar untuk menerima dia apa adanya.

Cemburu memang gak akan pernah hilang sampai kapanpun. Kenapa gak kita nikmatin aja. Gak berlebihan dan gak kekurangan. Jangan terlalu banyak dan jangan terlalu sedikit. Sesuai porsi. Biar semuanya jadi aman-aman aja. Gak perlu saling curiga. Gak perlu adu kata. Gak perlu diam seribu bahasa. Gak perlu saling menderita. Karena cinta seharusnya membuat kita bahagia. Meski kadang dibumbui dengan nestapa.
Ada kalanya kita harus mengorbankan segalanya demi cinta. Ada waktunya kita harus menderita karena cinta. Ada saatnya kita harus menangis karena cinta. Tapi jangan pernah takutkan itu semua. Maju terus demi cinta. Karena my lovely Grandpa Gibran always berujar, "Cinta yang dibasuh airmata akan suci dan indah selamanya".

Hehehe..

Cemburu dan Cinta..
Dua mata uang yang tak dapat dipisahkan.
Dua kepribadian yang kadang saling membutuhkan.
Dua seni yang begitu melarutkan...

Dan keduanya akan terasa indah ketika kita mencoba untuk menikmatinya..


Jakarta. 23 Juli 2007.

Jadi Tua..? It's A Must..!

Jadi tua?
Why not..
Teeettt.. Sorry! Wrong answer guy's!

Jadi tua bukan pilihan, sob! Tapi kewajiban. Keharusan. Kepastian. Tentunya dengan catatan kalo jatah umur kita emang mencukupi untuk masuk kategori tua. Yang gue maksud di sini, bener-bener tua loh, sob! Yah, paling nggak udah di atas 63 tahun. Selain patokan umur, mungkin kerutan di wajah dan minimnya jumlah gigi dimulut kita bisa di jadikan salah dua patokan lagi buat seseorang yang bisa disebut tua. Sekali lagi! Bener-bener tua. Bukan orang yang sok tua.

Ada sebagian yang nerimo, ada juga sebagian orang yang takut banget terlalu cepat memasuki fase itu. Being an old one! Gak ngerti juga. Padahal jadi tua bukan sebuah tindak kejahatan atau film horror yang bikin bulu kuduk kita merinding. Jadi tua juga bukan sesuatu yang bikin hidup kita gak jadi bernilai. Jadi tua itu memang jalan protokol yang harus dilewati oleh semua mahluk hidup di dunia ini. Gak pandang bulu. Mau manusia, hewan atau tumbuhan. Mungkin bedanya dengan manusia, hewan atau tumbuhan gak perlu pake tongkat atau mungkin mengenakan kacamata di usia senjanya kelak.

Seperti yang gue bilang sebelumnya. Jadi tua juga bukan sebuah hal yang membuat kita jadi tidak berarti lagi buat orang lain. Banyak koq orang yang sudah memasuki usia tua yang masih bisa menunjukkan kredibilitasnya sebagai someone yang bisa dibanggakan. Gak perlu jauh-jauh liat orang lain. Liat aja kakek atau nenek kita masing-masing. Mereka semua hebat. Paling nggak, mereka udah sukses bikin formula ampuh yang akhirnya menghasilkan orang tua yang menjadi cikal bakal kemunculan kita di jagad ini. Contoh simpelnya, gue yakin kalo Presiden kita Pak SBY ataupun wakilnya Pak JK, bakal berterimakasih banget sama kakek dan neneknya masing-masing karena telah melahirkan orang tua mereka sebagai media kemunculan mereka di dunia ini. Hebat gak tuh..

Almarhum Pramudya Ananta Toer bisa jadi salah satu contoh kongkrit. Bagi pencinta dunia sastra, nama ini sudah bukan nama biasa. Sekilas Info aja yah.. You know what, di tahun 2001, ketika usianya 76 tahun, beliau masih mampu menerbitkan karya Fiksi berjudul Cerita dari Digul. Setahun sebelumnya beliau malah menerima penghargaan Fukuoka Asian Culture Grand Prize dari pemerintah Jepang. Dan tokoh sastra yang lahir pada tanggal 6 Februari di Blora, Jawa Tengah, 82 tahun yang silam ini, mulai menggeluti dunia sastra ketika beliau masih berusia 22 tahun. Dan ia terus bergelut hingga akhir hayatnya. Gak usah ngebayangin berapa banyak karya yang sudah ia hasilkan. Banyak banget! Dari karya Fiksi, Non Fiksi, Cerpen, Puisi, atau bahkan terjemahan-terjemahan karya berbahasa Indonesia. Semua karyanya pasti akan tetap hidup dan menjadi bagian dari sejarah sastra negeri kita, meski beliau pada akhirnya harus menghadap Yang Maha Kuasa pada 30 April 2006 silam.
( Sumber : www.tokohindonesia.com )

Atau juga seorang Nanny Anastasia Lubis. Bagi dunia tari, nama ini juga mungkin tak asing. Beliau adalah pendiri sekolah tari (Balet dan Senam) terkemuka di Indonesia, Namarina. Puteri keturunan Batak yang lahir di Tegal, Jawa Tengah 24 November 1926 ini mendirikan sekolah bagi para calon penari balet itu pada tanggal 30 Desember 1956. Dan ia memimpin Namarina sampai akhir hayatnya, ketika ia menginjak usia 67 tahun, tepatnya pada tahun 1993.
( Sumber : www.tokohindonesia.com )

Gue bilang juga apa. Menjadi tua tidak membuat segalanya berakhir tanpa arti. Menjadi tua tidak pula membuat seseorang menjadi mandul akan prestasi dan penghargaan. Menjadi tua adalah sebuah hal yang menarik! Kadang malah lucu dan menggemaskan. Menjadi tua seakan membuat seseorang kembali layaknya seorang anak kecil yang mendambakan kasih sayang, perhatian, bahkan sentuhan yang penuh kelembutan. Perhatiin deh para Grandma dan Grandpa di sekitar kita. Tingkah mereka kadang bisa membuat kita tertawa. Namun kadang juga bisa membuat kita termenung dan terseret dalam kegalauan.

Kakek gue dari nyokap contohnya. Kakek gue tersayang itu bisa sangat membuat gue sedih dan terharu ketika ia merengek manja layaknya anak kecil yang mau minta dibelikan permen sama orang tuanya, tapi ia sendiri malu bilangnya. Terutama ketika menginginkan sesuatu dari gue. Biasanya sih kalo dia lagi pengen banget makan buah apel kesukaannya. Atau ketika dia lagi sakit. Apalagi pas nenek gue, jantung hatinya, meninggalkan dia lebih dulu menghadap Allah SWT. Mmm.. gak kuat gue ngeliatnya. Untungnya doi bukan tipikal orang yang seneng ngeluh. Sedih pasti sangat mendalam dia rasakan, tapi itu gak membuat dirinya jadi orang yang lemah. Simpelnya, hidupnya dibawa happy aja.

Tapi di lain kesempatan doi bisa sangat membuat gue tertawa dengan keluguannya. Dengan canda dan keisengannya. Pernah suatu ketika, dia ngerjain gue dan nyokap gue. Awalnya dia manggil gue ke rumahnya yang kebetulan cuma berjarak 30 meter gitu dech dari rumah gue. Dia minta gue untuk sedikit ngasih tau sepupu gue yang masih kecil yang ngambek karena gak dibeliin mainan. Gak taunya pas gue sampe sana, belum sempet gue negur sepupu gue, gue langsung sadar kalo yang gue kira sepupu gue yang lagi telungkup di tempat tidur layaknya anak kecil lagi ngambek itu ternyata cuma bantal guling yang dikasih baju dan celana lengkap dengan kepala dari replika kepala plus rambut yang biasa kita temui di salon. Huahahaha.. Gue gak sepenuhnya ketipu. Gak seperti nyokap gue yang tertipu mentah-mentah setelah itu. Nyokap gue malah sempet marah-marahin dan nasehatin tuh 'boneka' lagi. Huahahahahahahahaha.. Kakek gue emang gila. Tapi karena itu gue sayang banget sama dia. Di dalam gila dan isengnya dia ada sayang dan perhatian yang mendalam ke diri gue. Dalam banyolan dan celetukan lucunya tersirat rasa cintanya buat gue. Damn! I'm so in love with him..

Lanjut..

Gue punya cerita menarik yang pengen gue bagi di sini. And It's a real story..
Gue pernah ketemu sama sama seorang kakek berusia 100 tahun dan dua orang nenek yang masing-masing berusia 125 dan 135 tahun. Hebat gak tuh! Kebetulan waktu itu gue didaulat jadi bintang tamunya Bunda Dorce di acara Dorce Shownya dia. Gue dapet peran jadi kakek-kakek gitu dech. Gak pantes banget! Hehehehe..
Yang cowo namanya 'Kong Icang. Lucu banget. Giginya udah abis. Tanpa sisa sedikitpun. Dan orangnya emang lucu. Udah kaya anak kecil banget deh. Yang pasti gue dan dia sama-sama mengalami kesulitan pada saat itu. Gue sulit mengartikan pembicaraan dia, secara giginya udah finish semua. Yang ada ketika maksudnya berbicara, dia malah terlihat seperti bergumam. Di sisi lain, dia juga agak sulit menangkap pembicaraan dan maksud pertanyaan yang gue ajukan ke dia dengan baik. Communication discinnect! Gue kemana, dia kemana. tapi di situ letak serunya. Apalagi waktu dia cuma bisa tersenyum, meski mungkin maksudnya tertawa ketika gue coba nyomblangin dia dengan Bunda Dorce. Hehehe.. Gue jadi inget sama kakek gue, meski umurnya masih dibawah 'Kong Icang.

Gak beda jauh dengan Nyi Ani yang berusia 125 tahun. Bunda Dorce juga agak kesulitan berkomunikasi dengan beliau. Maklum lah. Semakin tua umur seseorang, semakin menurunlah fungsi organ tubuh yang dimilikinya. Terutama pendengarannya. Nyi Ani hanya menyisakan satu gigi di mulutnya. Dia terpaksa tetap duduk di kursi rodanya yang biasa ia gunakan sehari-hari.

Yang agak 'aneh' menurut gue malah nenek yang satu lagi. Umurnya 135 tahun. Tapi dia masih bisa menangkap pembicaraan yang sedang berjalan dan menjawab pertanyaan yang di ajukan jauh lebih baik dari kedua temannya yang ada di situ. Seingat gue, giginya malah masih jauh lebih banyak dari yang lainnya. Mmm.. What's wrong?
Rasa penasaran gue sedikit terobati ketika gue menanyakan 'keanehan' itu kepada seorang Dokter yang juga diundang dalam acara itu. Dia cuma bilang, kalo dia malah gak yakin dengan kebenaran umur mereka. Karena menurut dia gak ada data otentik yang bisa mendukung semua itu. Masuk akal. sama dengan pemikiran gue juga, kalo memang susah mencari data yang sah tentang umur seseorang yang lahir jaman dulu, ketika masalah bukti identitas dan pengarsipannya gak sehebat masa kini. Orang dulu kalo ditanya kapan lahirnya aja mungkin banyak yang gak tau kapan persisnya. Jawaban klisenya cuma satu.. "Kayanya sih bareng pohon nangka di depan rumah di tanem!". Nah, masalahnya pohon nangka gak punya KTP alias Kartu Tanda Pohon yang menjelaskan kapan tanggal lahirnya doi.

Ya sudah lah yaw.. Intinya gue cuma mau bilang juga. Kalo gue pada saat itu jadi ngebayangin, gimana rasanya kalo gue sudah memasuki usia mereka. Apa jadinya gue? Apa gue setangguh mereka dalam menjalani hidup? Apa gue akan sehebat mereka dalam mengarungi pahit getirnya kehidupan? Dan pertanyaan yang paling mendasar adalah, apakah Allah SWT mau memberikan umur yang panjang buat gue supaya gue bisa merasakan masa-masa seperti mereka?

Mmm.. Cuma waktu yang bisa jawab!

Last but not least..
Kita semua mungkin pernah denger ungkapan ini :
Ingat lima perkara, sebelum lima perkara..
•SEHAT sebelum SAKIT..
•MUDA sebelum TUA..
•KAYA sebelum MISKIN..
•LAPANG sebelum SEMPIT..
•HIDUP sebelum MATI..

Gak perlu dijelasin. Karena kita semua pasti orang pintar, meski gak minum Tolak Angin.

Selamat menempuh hidup. Selamat berjalan perlahan menuju senja.

Dan..

Selamat adalah nama merk biskuit di negara kita tercinta. Indonesia.

Merdekaaaa..



East Jakarta. 09.04.07. 19:43 wlg.

Waktu Bukan Batu

What time is it?

Mmm.. nanyain waktu yah? Gak kerasa yah, ngomongin masalah waktu aja pasti udah makan waktu juga.

Waktu emang gak bisa diputar balik. Apa yang kita jalani mungkin udah jadi bagian proses hidup kita. Sama halnya dengan tiap kemenangan dan kekalahan kita dalam tiap kompetisi yang ada dalam rangkaian semu hidup kita.

Waktu bukan batu, yang cuma bisa diam. Yang hanya bisa melihat tanpa melakukan apapun. Waktu adalah sebuah benda tak nyata yang bisa membuat semua hal nyata menjadi tak nyata, begitupun sebaliknya. Jangan pernah salahkan waktu, ketika waktu mempermainkanmu. Karena waktu sendiri tak pernah menyalahkanmu yang sering kali mempermainkannya..

Kita hidup dengan waktu, sementara waktu tak pernah membutuhkan siapapun untuk tetap melanjutkan kearoganannya sebagai sesuatu yang berdiri sendiri.
Kadang kita lengah dengan semua yang kita jalani. Kita lebih asyik bermain dengan semua angan yang seringkali tak tercapai. Bukan karena kita tak mampu. Terlebih semuanya karena kita hanya mengacuhkan sang waktu. Kita lebih memilih untuk berleha-leha, bersantai dengan apa yang ada di depan kita. Lebih senang untuk bilang nanti saja, ketimbang sekarang. Sistem kebut semalam. Mengumpulkan semua yang mestinya bisa dikerjakan satu persatu. Jadi orang yang senang mengkoleksi kesulitan. Jadi orang yang lebih senang menjauhkan diri dari kemudahan.

Waktu berjalan terus. Tak kan pernah berhenti karena ingin kita. Waktu bisa menjadi sahabat, bisa jadi sesuatu yang sangat jahat. Semuanya tergantung dari cara kita bergulat dengannya. Waktu bisa membunuh kita secara perlahan. Waktu pula yang bisa menyelamatkan kita dari keterpurukan.

It's all about time.

Kita butuh waktu untuk memikirkan arah hidup kita.
Kita butuh waktu untuk meluapkan semua kegembiraan kita.
Kita butuh waktu untuk melupakan kesedihan kita.
Bahkan kita butuh waktu untuk menyadari apa arti hidup kita.

Jangan pernah menyerah dengan apa yang ada di depan mata kita. Masalah cuma menjadi masalah, ketika kita menganggapnya sebagai suatu masalah. Teori memang kadang lebih mudah dari praktek. Tapi waktu juga yang akhirnya mengajarkan kita untuk selalu bisa survive mengatasi kepahitan dan kegetiran hidup. Waktu pula yang membuat kita menjadi orang yang lebih dewasa dan mengerti akan arti sang waktu itu sendiri.
Semua orang butuh waktu. Untuk menjadi sesuatu. Untuk mendapatkan sesuatu. Bahkan ketika ia kehilangan sesuatu..

Waktu memang bukan batu.
Waktu adalah sang penentu...!

Selingkuh. More Fact, More Act..

April 07, 2007

Selingkuh. More Fact More Act..

Selingkuh?

Mmm..

Selingkuh gue yakin udah ada sejak dulu. Sejak jaman Dinosaurus masih seneng ngemil sesama. Sejak jaman manusia masih berjalan bungkuk dan pakaian model minimalis.

Mungkin juga karena gak ada media seperti tabloid gossip atau tayangan Infotainment yang mengekspos segala bentuk perselingkuhan seperti sekarang ini, makanya gak pernah ada data jelas yang bisa mengungkap kalo dulu tuh bebas dari yang namanya perselingkuhan.

Dulu mungkin gak ada yang terlalu tertarik untuk selingkuh. Alasan yang mungkin gak bisa dipertanggungjawabkan adalah :
1.Jaman dulu, manusia lebih konsen mikirin bagaimana mencari makan dan tempat tinggal, ketimbang mikirin selingkuh.
2.Jaman dulu, jarang banget ada WIL (Wanita Idaman Lain) yang bertubuh seksi dengan pandangan mata yang menggoda dan menggairahkan yang bisa bikin jantung deg-deg-deg, dan pada akhirnya membuat sang pria menjauhi pasangan aslinya. Atau sebaliknya.
3.Jaman dulu, yah jaman dulu..! Pasti beda sama jaman sekarang.

Anyway, kalo ditilik dari konsep yang gak berkonsep sama sekali, bisa dipastikan pelaku tindak perselingkuhan adalah mahluk hidup yang bernama manusia. Tumbuhan dan hewan? Gak masuk hitungan sama sekali. Tumbuhan, gak ada gerak yang memungkinkan beliau melakukan perselingkuhan layaknya manusia. Tumbuhan lebih memilih stuck dengan tempat awalnya berpijak. Kalopun ada beberapakali pernikahan dengan tumbuhan lainnya, lebih kepada karena ulah manusia juga yang sok ngatur-ngatur jodohnya tuh tanaman.

Apalagi Hewan. Nggak banget deh. Doi sah aja mau ngapain aja. Liat aja ayam! Doi main asyik aja gonta-ganti pasangan. Gak malu dan gak merasa bersalah. Gak juga sedikitpun merasa takut kena penyakit. Kucing atau anjing, dua spesies yang katanya lawan tapi kadang berteman, bisa juga kita jadikan contoh. Mereka juga gak ngerasa tengsin untuk menyalurkan hasrat terpendamnya kepada siapapun dari jenisnya yang ia mau. Sah aja! Soalnya mereka semua emang gak dibekalin akan dan pikiran. Gak dibatasi juga oleh norma atau etika. Beda dengan kita semua. Kaum manusia. Baik adam maupun hawa.

Setelah melalui analisa yang gak jelas sumbernya, ada beberapa fakta yang perlu diketahui tentang perselingkuhan.

Perselingkuhan terjadi bila :
1.Bila dalam sebuah hubungan asmara antara Pihak Pertama, dalam hal ini disebut sebagai Pihak Penjual Cinta dengan Pihak keDua, dalam hal ini disebut Pihak Pembeli Cinta, muncul pihak keTiga, dalam hal ini disebut CALO alias CAlon Labaan Oke!
2.Bila suatu ketika ada seorang pria sedang tertangkap basah oleh kekasihnya sedang memeluk wanita lain dengan mesra di sebuah pusat perbelanjaan, sedangkan kekasihnya itu juga sedang dikecup keningnya oleh pria lain, dan keduanya lalu berteriak lantang, "KAMU SELINGKUH..!!"
3.Bila.. Bila.. Bila ku ingat tentang dikau, jauh dimata dekat di hati. Lagu itu sering dinyanyikan seorang pria dengan tatapan kosong. Tapi sayangnya lagu itu bukan ditujukan untuk kekasih resminya.
4.Bila... Bila ada bila lainnya, tolong kasih tau gue. Biar gue bisa tambahin di tulisan gue!

Perselingkuhan tidak terdeteksi ketika dilakukan di :
1.Di Kuburan. Sumpah gak sampe mati deh. Gue yakin nih tempat aman banget buat selingkuh. Gak ada orang yang bakal liat kalo ada tindak kejahatan cinta di lokasi itu. Resikonya sangat-sangat kecil banget buat ketahuan. Mungkin salahsatu resiko yang agak ganggu itu cuma kesiapan kita aja. Maksudnya, siap aja pas kita lagi asyik ngebelai pasangan selingkuh kita tiba-tiba ada sesosok mahluk berbaju putih, melayang di udara yang tiba-tiba nyolek kita trus bilang, "Selingkuh nih yeee..!"
2.Di Kamar Mayat. Agak sejenis tempatnya. Tapi mungkin lebih enak, karena ada AC nya dan ada tempat tidurnya. Cuma kita harus liat kondisi. Jangan sampai kita ganggu jadwal selingkuh penghuni-penghuni tempat itu. Gak seru kan, kalo lagi enak-enaknya menggerayangi tubuh pasangan tidak resmi kita di atas ranjang, tiba-tiba ada suara, "Mas, kalo mau mesra-mesraan jangan di situ! Itu ranjang udah saya booking!"
3.Di dua tempat yang berbeda. PIL nya di Blok M misalnya, sedang WIL nya di Pluit. Ditanggung gak akan kena grebek sama pasangannya masing-masing. Trus, pacarannya gimana? Pake telepati aja.
4.Di... sarankan bagi kalian untuk memberi ide lagi ke gue, biar tambah fakta gak jelasnya tentang tempat perselingkuhan yang Parman bin Aman!

Perselingkuhan bisa dideteksi dengan cara 3 D :
1.DILIHAT. Dilihat apakah pasangan kita mulai bersikap aneh belakangan ini. Ambil misal, yang biasanya pasangan kita gak pernah pake parfum, tiba-tiba kini selalu tampil dengan wangi parfum mencolok. Bahkan aroma parfum itu bukan hanya tercium dari badannya, tapi juga mulutnya. Biasanya gak pernah sekalipun merapikan rambutnya dengan sisir, sekonyong-konyong jadi rajin menyisir rambutnya meskipun kepalanya udah botak!
2.DIRABA. Diraba kantong celana atau bajunya. Cari barang bukti!Siapa tahu dia menyimpan selingkuhannya di situ. Seapes-apesnya paling minim kita nemuin tiket bioskop yang dibelinya waktu berkencan dengan selingkuhannya. Dari situ kita bisa tahu tempat duduknya di mana. Abis itu langsung deh kita ke Bioskop yang tertera di tiket itu, trus nanya sama penjaga loketnya, siapa nama yang duduk di bangku itu beserta ciri-cirinya. Paling-paling mbanya cuma ngasih CD.. Capee deeeh!
3.DITERAWANG. Diterawang bolamatanya. Liat apa ada tanda-tanda kebohongan di mata pasangan kita saat ditanya kemana dia malam minggu kemarin ketika ia tak sedikitpun memberi kabar. Tatap bola matanya. Kalo bola matanya melirik ke kanan dan ke kiri secara bergantian ada kemungkinan doi selingkuh, atau, emang matanya hiperaktif aja. Kalo bola matanya tertutup, berarti dia lagi mencari jawaban yang masuk akal, atau mungkin juga dia lagi tidur. Nah, kalo bola matanya putih semua, baru benar-benar bisa dipastikan kalo dia sudah.. Selingkuh? Bukan! Tapi sudah Almarhum..

Perselingkuhan bisa dihindari dengan cara 3 M :
1.MENCUCI. Mencuci otaknya dan membuat sedikit psikoteraphi dengan mengisi kembali otaknya dengan kenyataan bahwa selingkuh bisa menyebabkan efek-efek negatif berkesinambungan. Dimulai dari gatal-gatal, kemudian dilanjutkan dengan bohong-bohong, juga diselingi ngumpet-ngumpet dan ujungnya diakhiri dengan putus-putus.
2.MENGURAS. Menguras habis isi dompet kekasih kita. Dengan begitu paling tidak ia akan berpikir berkali-kali untuk mentraktir selingkuhannya. Dan bisa dipastikan tak lama kemudian kekasihmu akan dibilang pelit dan gak bermodal, dan akhirnya ia pun akan ditinggalkan selingkuhannya dengan tidak terhormat.
3.MENGUBUR. Mengubur hidup-hidup kekasihmu! Jangan sampe mati-mati. Bisa gawat urusannya. Itu juga kalo ternyata dia masih nekat jalan dengan selingkuhannya di depan matamu tanpa ragu dan malu, meski dirimu telah memiliki bukti-bukti yang otentik tentang perselingkuhan yang kekasihmu lakukan.
Oke! That's it..

Mmm.. Mungkin apa yang gue coba beberkan di atas terlihat tidak penting sama sekali.
Tapi coba baca dan renungkan kembali sekali lagi..!
Please.. tolong sekali lagi..!
Masih gak penting juga?
Yakin?
Oke. Gue nyerah!
Lo bener! Semua yang gue tulis di atas emang gak penting!
Damn..!!


Jakarta. 07.04.07.23:00 wlg.

IT TAKE'S TWO TANGO

Galang tertunduk lesu.

Gilang cuma bisa menatap sahabat yang duduk layu di depannya dengan tatapan nanar. Tanpa berusaha sedikitpun berkomentar. Ia masih menunggu waktu yang tepat untuk berbicara. Paling tidak, Gilang hanya tak ingin perasaan kawannya makin terluka. Makin merasa jadi orang yang tak berguna.

“IT TAKES TWO TANGO..!”



Kamu tahu? Itu adalah kalimat terakhir yang terucap dari mulutnya yang indah. Di saat pertemuan terakhir kita berdua. Ketika aku tak banyak bicara. Karena kurasakan kita berdua seakan berada di dua alam yang berbeda. Meski kita saling bertatap wajah. Berurai kata. Bahkan tersenyum getir di sela kecewa.”

Sedih tak tertandingi. Saat cinta tak punya lagi tempat di hati. Saat emosi merajai gejolak diri. Saat usai mengharuskan aku dan dia berjalan dengan kesendirian yang sejati.”

Tatapan kosong dan hampa. Untaian kalimat tanpa makna. Gerak tubuh yang seakan tak bernyawa. Semuanya saat itu terasa tanpa cinta. Hanya dua raga yang bertemu tanpa jiwa. Dan aku harus menerima. Ketika perpisahan pula yang harus jadi pilihan semata.”

Kata demi kata perlahan terucap dari mulut Galang. Lirih dan terasa perih.

Tapi kenapa harus berakhir seperti ini? Saat ini? Pada saat aku mulai lelah untuk mencari arti sebuah komitmen atas dasar cinta dan kasih sayang. Pada saat aku berpikir untuk mengakhiri semua kesendirian. Pada saat aku beranjak dari keraguan dan berjalan menuju sebuah keyakinan akan arti sebuah kebersamaan. Kenapa sekarang? Apa yang salah dengan diriku? Jangan-jangan memang gak ada samasekali yang benar dalam diriku? Mmm.. Aku Cuma berusaha berbuat sebaik mungkin untuk menjadi seorang pria yang baik. Seorang kekasih yang mencoba menerima kelebihan dan kekurangan pujaan hatinya. Seorang manusia yang sedang belajar bagaimana menjalani hidup berdua dengan orang lain yang berbeda dunia dan budaya..”

Gilang masih tetap terdiam. Mendengarkan Galang bermonolog dalam kesedihan.

Aku tak butuh apa-apa. Aku cuma butuh dihargai. Sebagai seorang lelaki. Yang katanya bakal jadi pemimpin sebuah keluarga di kemudian hari. Sebagai seorang kaum Adam yang hanya ingin menjadi sesuatu bagi Hawa tercintanya ketika bersama maupun saat sendiri. Buat apa harta duniawi, ketika rasa justru terbelenggu dan tertidur suri. Buat apa tawa terdengar kalo hati terbalut sedih. Hidup terasa mati. Tanpa hati. Tanpa nurani.”

Hening. Tanpa suara.

Memangnya ada yang salah ketika kita menginginkan yang terbaik untuk sang sang kekasih? Apa tak layak, bila kita melindunginya setengah mati? Bukan! Bukan buat kepentingan kita pribadi. Tapi untuk kebaikan dimasa nanti..”

Ada rasa cemas yang dirasakan Gilang ketika Galang berujar.

Aku cukup mengerti. Aku tahu bahwa pada kenyataannya tiap orang memang dicipta dengan sebuah perbedaan nyata. Tak hanya sifat. Tak pula tabiat. Meski hanya setitik kecil dan bahkan nyaris tak terlihat, pasti akan selalu ada yang bernama beda. Beda yang bisa menjadi indah. Beda yang mampu membuat nestapa. Semua tergantung bagaimana kita menyikapinya. Satu hal yang pasti. Aku tahu Aku tak akan pernah bisa menuntut sebuah perubahan yang berarti dari sang pujaan hati. Aku tak mampu sama sekali. Karena aku tahu pasti, sebuah perubahan memiliki sebuah arti, ketika dilakukan dengan sepenuh hati. Bukan karena takut dibilang tidak mencintai. Bukan pula karena hanya sekedar menyenangkan ego diri. Tapi karena kita ingin melakukannya untuk kebaikan diri kita sendiri.”

Aku tak pernah meminta lebih. Tak pernah menuntut sebuah janji. Meski awal terucap begitu indah dan menyejukkan hati. Yup! Sebuah janji. Janji yang terikrar tanpa sebuah manipulasi. Janji yang terucap untuk saling mengerti. Saling membenahi. Saling introspeksi. Dan yang terpenting, saling mengisi.”

Aku tahu pasti, sebuah pemikiran tak selamanya sejalan. Meski kita melangkah berdampingan. Berpegangan tangan dan saling berpandangan.”

Lihat saja nyatanya. Aku dan dia tak sama! Benar-benar dua dunia yang berbeda. Aku pria dan dia wanita. Tak perlu melihat dari sisi yang tak tertangkap mata. Cukup satu itu saja!”

Aku banyak belajar dari dia. Tentang hidup. Tentang bahagia. Tentang derita. Tentang suka. Tentang duka. Namun, entah apa yang ia dapat dariku? Tepatnya, entah apa yang mau ia pelajari dari pribadi seperti aku? Mungkin memang tak ada. Aku cukup sadari itu semua. Dari ujung kaki hingga ujung kepala. Memang tak ada. Aku mungkin memang hanya seorang bajingan biasa yang mencoba untuk jatuh cinta, tanpa mengerti makna cinta. Cuma sekedar gaya, tapi akhirnya lemas tak berdaya. Tak kuasa. Tak berkuasa.”

Gilang makin terdiam. Tak tahu harus bicara apa bila saatnya tiba.

Awalnya semua begitu indah. Terbayang sempurna. Aku dan dia saling cinta dan selalu seia-sekata. Komunikasi terjalin lewat tatapan muka atau sekedar suara dan kata-kata melalui layar fana. Masih gembira yang terasa meski kekurangan sudah terjabar dengan kata dan laku yang nyata. Saling menerima. itu saja intinya. Kelebihan atau kekurangan, memang sudah di depan mata. Meski terlihat satu demi satu dan kadang mengejutkan jiwa. Tapi apa mau dikata. Ketika komitmen tercetus di dada, kita hanya tinggal menjalani dengan hati yang terbuka. Berlapang dada. Itu saja. Begitupun aku adanya. Tak sedikitpun terbesit ingin merubah dan dirubah secara paksa. Apalagi dia. Karena aku tahu dia seorang wanita dengan jiwa yang merdeka. Seorang dewasa yang jauh lebih mengenal dunia. Jauh berbeda denganku yang tak mengerti apa-apa. Semuanya memang terasa begitu indah. Sangat indah. Kadang bahkan membuatku ingin teriak tak terima ketika menyadari kini semua itu sudah tiada.”

Detik waktu bergulir. Layaknya air yang sedang mengalir.

Rasa tak percaya. Menyulut sebuah cemburu di dalam dada. Itu mungkin permulaannya. Bukan sebuah hal yang salah. Karena kita manusia. Mungkin memang sudah kodratnya. Keduanya akan merasakan hal yang sama. Meski pria dilahirkan dengan logika dan wanita dengan rasa. Kekasihku memilih untuk mengungkapkannya. Dan aku lebih memilih untuk memendam itu semua. Meyimpannya rapat-rapat dalam relung jiwa dan menahannya untuk tak keluar di waktu yang tak semestinya. Tak sampai membuatku buta. Tak sampai membuatku merasa tak dicinta. Cukup jadi rahasia hingga saatnya tiba. Baginya aku mungkin seperti seorang yang tak paham bagaimana menghadapi wanita. Baginya aku mungkin hanya seorang jalang yang senang melukai hati dan perasaannya. Baginya aku mungkin seonggok cacing tanah kepanasan yang senang menggeliat tak tentu arah. Bermain dengan cinta dan harapannya. Baginya aku tak mempunyai ruang untuknya. Dihatiku. Yang semestinya sudah menjadi miliknya seorang saja.”

Galang menarik nafas panjang. Gilang menghela nafas sam panjangnya.

Rasa tak terima, selanjutnya. Tak senang ketika merasa dirinya tak berarti apa-apa buatku yang justru tak mengharapkan apa-apa. Rasa galau yang membuatnya berpikir prioritas hidupku dalam bercinta bukan hanya dia semata. Rasa marah yang menyelimuti jiwanya hingga menganggapku cuma orang yang tak punya rasa. Tak punya titik dewasa. Tak punya nalar dan nurani yang seharusnya. Rasa tak dihargai ketika amarahku cuma menjadikanku layaknya sebuah arca yang diletakkan di depan candi tak berharga. Kekasihku kecewa. Kekasihku nelangsa. Kekasihku terlilit derita.”

Rasa tak dihargai sebagai manusia dan wanita seutuhnya. Mungkin saat itu yang ia rasa. Ketika jarak telah memisahkan kita tak secara nyata. Dekat tapi tanpa sua. Tak jauh tapi seakan dipisah ribuan pulau tak bernyawa. Ketika diam lebih berkuasa didiriku yang kekanakkan dan penuh cela.”

Apa mungkin cinta memang sudah tak ada? Atau cinta akhirnya terkulai layu meski awalnya bersemi dengan indah? Aku tak bisa berujar tidak bahkan iya. Mungkin cinta itu sudah redup. Perlahan dihantam ego semata. Ego sebagai seorang pria yang tak punya harta yang lebih berharga selain pendamping hidupnya kelak semata. Ego seorang lelaki yang hanya butuh dihargai tanpa perlu dicaci atas titahnya kepada wanita yang menjadi tanggungjawabnya. Ego seorang yang bisa juga merasa sedih ketika ucap dan katanya tak mampu menjadi sesuatu yang berarti. Hanya melenggak gemulai dari telinga kanan, dan sesaat kemudian melenggok santai dari telinga kiri.”

Mau jadi apa nantinya kalo kalimatku tak punya nilai apa-apa? Mau berakhir seperti apa ketika inginku cuma terlihat seperti tuntutan yang terlalu mengada-ada? Mau dibawa kemana perahu cinta kita ketika ada dua nahkoda di dalamnya?”

Gilang makin terkunci dalam sunyi. Galang makin menari dalam sedih.

Mungkin ini hanya secuil perasaan tak penting yang aku rasa. Mungkin ia merasakan rasa yang jauh lebih menyedihkan bahkan mengecewakan dari yang aku punya. Mungkin aku yang jahanam dan dia yang mulia. Mungkin aku si buruk rupa dan dia yang mempesona bentuknya. Mungkin memang sepenuhnya aku yang salah. Tak bisa mencintai kekasihku dengan cara yang sempurna.”

Mungkin memang itu adanya. Dan aku hanya berharap ia tak membenciku karena kelemahanku yang tak terhingga.”

Aku harap ia tak membenciku karena itu..”

Gilang merasakan sebuah kehilangan yang sangat datang dari hati sahabatnya.

Hanya saja. Aku juga manusia. Yang punya rasa dan ingin yang menggelora. Yang memiliki hasrat untuk membuatnya selalu bahagia meski hasilnya tak seindah yang aku kira. Aku juga tak mau membuatnya bersedih dalam menjalani hari. Terkukung dalam kekangan yang tak mesti. Aku ingin dia bahagia. Meski tanpa aku kini di sampingnya.”

Andai saja..”

Terdiam.

Termenung.


Andai saja wanitaku mau tuk belajar mencintai dirinya sepenuh hati, maka akupun bisa belajar mencintainya dengan sebenarnya hati. Andai saja perempuanku mau mencoba menyayangi seluruh harta yang ia miliki, aku juga kan berusah merawat cintaku padanya dengan cara yang hakiki. Andai saja ia mau belajar untuk menghargai. Aku mungkin tak hanya menganggapnya seorang permaisuri seperti saat bertemu dengannya pertama kali dan hingga kini. Andai ia mau melakukan itu semua dengan sepenuh jiwa dan hati, aku pasti telah menjadikannya seorang bidadari..”


Gilang tak bisa mengeluarkan kata. Karena Galang pun sudah tak memiliki kata.

Gilang sadari satu hal sudah.

Galang sudah kehilangan sebuah cinta..




Jakarta. 30 Juli 2007.