Memang gak enak ketika berada di persimpangan dan kita harus memilih arah kiri atau kanan untuk menempuh sebuah perjalanan. Perjalanan hidup gue yang kini berada di titik yang membingungkan.
Dua sosok yang sama indahnya buat gue. Dua sosok yang sama berartinya buat gue. Dua sosok yang memiliki arti lebih buat gue. Sok laku banget kayany gue. Tapi itulah fakta yang terjadi di depan mata.
She, adalah sosok dewasa dan penyayang yang baru gue kenal. Rasa nyaman bersamanya sudah menyihir gue untuk menyimpan rasa sayang buat dia. Walau sejujurnya gue mengenalnya pertama kali ketika dia masih dekat dengan seseorang. Tepatnya ada seseorang yang mendekatinya dan berusaha menjadikannya kekasihnya. Tapi benar kalo orang Jawa bilang witing tresno jalare soko kulino (Kalo gak salah begitu spellingnya_red), cinta bisa hadir ketika kita sering bersama. Kebersamaan gue dengan dia membuat gue merasa dia wanita yang sangat mengasyikan. Dan sampai saatnya gue berani menyatakan semua yang gue rasakan tanpa rasa enggan sedikitpun. Gue akan mulai mendekatinya ketika hubungan dia dan lelaki itu benar-benar sudah di titik penghabisan. Point lebih buat gue ketika dia memang bisa bikin gue seneng menghabiskan waktu sama dia. Sering ketemu, sering jalan walau hanya sekedar untuk nonton atau makan sudah cukup membuat gue melupakan kegalauan gue tentang seorang 'Her'..
Her, adalah sosok yang menarik. Enerjik dan pecicilan. Jauh lebih rame ketimbang 'She' memang. Tapi kalo mau jujur, dia juga sosok yang mampu membius gue untuk ngejar-ngejar dia gak karuan. Sayangnya, gue sampai detik terakhirpun masih diyakinkan dia kalo gue hanya pantas menjadi teman atau sahabat buat dia. Mau bilang apa. Rasa emang gak bisa dipaksa. Meski gue mati-matian mendapatkan cintanya, tapi kalo dianya biasa-biasa aja, malah cuma jadi nyampah. Dia memang pintar memainkan hati gue. Untuk ukuran seorang sahabat, perhatiannya gue rasakan lebih. Untuk ukuran seorang teman baik, apa yang dia lakukan buat gue cukup membuat gue bingung menebak isi hati.
Dan sekarang, entah mengapa gue jadi tak tahu harus mengambil pilihan yang mana. Karena keduanya begitu mempesona. Keduanya dengan caranya masing-masing selalu bisa membuat hati gue berbunga-bunga. Dan keduanya adalah sosok wanita yang diinginkan banyak kaum pria. Sebagai pendamping hidupnya..
She, yang dewasa?
Atau..
Her, yang ceria?
Entah apa jawaban yang dikirim Tuhan buat gue. Tapi yang pasti, gue akan menunggu 'lembar jawaban' itu tiba. Ketika sang waktu mengirimkannya dengan sebuah amplop cinta..
Jakarta.EmpatAprilDuaribudelapan.
Dua sosok yang sama indahnya buat gue. Dua sosok yang sama berartinya buat gue. Dua sosok yang memiliki arti lebih buat gue. Sok laku banget kayany gue. Tapi itulah fakta yang terjadi di depan mata.
She, adalah sosok dewasa dan penyayang yang baru gue kenal. Rasa nyaman bersamanya sudah menyihir gue untuk menyimpan rasa sayang buat dia. Walau sejujurnya gue mengenalnya pertama kali ketika dia masih dekat dengan seseorang. Tepatnya ada seseorang yang mendekatinya dan berusaha menjadikannya kekasihnya. Tapi benar kalo orang Jawa bilang witing tresno jalare soko kulino (Kalo gak salah begitu spellingnya_red), cinta bisa hadir ketika kita sering bersama. Kebersamaan gue dengan dia membuat gue merasa dia wanita yang sangat mengasyikan. Dan sampai saatnya gue berani menyatakan semua yang gue rasakan tanpa rasa enggan sedikitpun. Gue akan mulai mendekatinya ketika hubungan dia dan lelaki itu benar-benar sudah di titik penghabisan. Point lebih buat gue ketika dia memang bisa bikin gue seneng menghabiskan waktu sama dia. Sering ketemu, sering jalan walau hanya sekedar untuk nonton atau makan sudah cukup membuat gue melupakan kegalauan gue tentang seorang 'Her'..
Her, adalah sosok yang menarik. Enerjik dan pecicilan. Jauh lebih rame ketimbang 'She' memang. Tapi kalo mau jujur, dia juga sosok yang mampu membius gue untuk ngejar-ngejar dia gak karuan. Sayangnya, gue sampai detik terakhirpun masih diyakinkan dia kalo gue hanya pantas menjadi teman atau sahabat buat dia. Mau bilang apa. Rasa emang gak bisa dipaksa. Meski gue mati-matian mendapatkan cintanya, tapi kalo dianya biasa-biasa aja, malah cuma jadi nyampah. Dia memang pintar memainkan hati gue. Untuk ukuran seorang sahabat, perhatiannya gue rasakan lebih. Untuk ukuran seorang teman baik, apa yang dia lakukan buat gue cukup membuat gue bingung menebak isi hati.
Dan sekarang, entah mengapa gue jadi tak tahu harus mengambil pilihan yang mana. Karena keduanya begitu mempesona. Keduanya dengan caranya masing-masing selalu bisa membuat hati gue berbunga-bunga. Dan keduanya adalah sosok wanita yang diinginkan banyak kaum pria. Sebagai pendamping hidupnya..
She, yang dewasa?
Atau..
Her, yang ceria?
Entah apa jawaban yang dikirim Tuhan buat gue. Tapi yang pasti, gue akan menunggu 'lembar jawaban' itu tiba. Ketika sang waktu mengirimkannya dengan sebuah amplop cinta..
Jakarta.EmpatAprilDuaribudelapan.